Penduduk Malula Masih Menggunakan Bahasa Yesus

Dalam beberapa pekan terakhir, keadaan Suriah begitu mencekam akibat konflik yang terjadi antara pemerintah dengan pihak oposisi Presiden Bashar Al-Assad. Namun, pemandangan ini ternyata tak seluruhnya terjadi di negara tersebut.

Desa Malula, sebuah daerah yang berada 50 kilometer dari Ibu Kota Damaskus menunjukkan suasana yang tenang. Menariknya, penduduk desa tersebut sampai sekarang tetap menggunakan bahasa yang digunakan jaman Yesus, yaitu bahasa Aramaik.

Seperti dilansir Merdeka Online, Senin (23/4), jumlah pengguna Aramaik di Malula mencapai 18 ribu orang. Malula sendiri dalam bahasa Aramaik berarti pintu masuk. Selain desa tersebut, dua desa tetangga yaitu Bakhaa dan Jabadin juga menggunakannya sebagai sarana percakapan sehari-hari.

Menurut para ahli, bahasa Aramaik merupakan akar bahasa Yahudi dan Arab modern. Bahasa ini muncul pertama kali dalam tulisan sekitar tiga ribu tahun lampau. Kini status bahasa ini, menurut UNESCO, terancam punah. Bahasa ini dianggap cuma diketahui para pakar linguistik saja.

Ahli bahasa Yona Sabar dari Universitas California di Amerika Serikat, mengatakan bisa bertahannya bahasa Aramaik di Malula diperkirakan karena bahasa itu memang muncul di daerah itu. "Bahasa Aramaik memang pertama kali menyebar dari daerah yang kini kita sebut Suriah modern," ujar Sabar.

Sementara warga desa tersebut menilai Aramaik bisa lestari di wilayah mereka karena keberadaan Biara Katolik Santo Serge. Wilayah ini merupakan basis pemeluk agama Kristen di Suriah. Biara itu mempertahankan penggunaan Aramaik di setiap ibadah.

Meski tampak tenang, penduduk Malula dan sekitarnya sedang menghadapi masalah serius. Baik generasi tua dan muda hanya mampu bertutur dengan Aramaik tanpa bisa menulis.

(merdeka)
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit