Masaru Ibuka, Membangun Bisnis dari Puing-Puing Perang

Pada bulan September 1945, Masaru Ibuka menatap Tokyo yang hancur-lebur sehabis digempur Perang Dunia II. Namun dari sanalah ia menemukan secercah harapan, membangun bisnis dari puing-puing.

Ibuka pada saat itu berusia 39 tahun. Sebelum perang, lulusan Waseda University tahun 1933 itu bekerja di Photo-Chemical Laboratory Inc. yang melakukan penelitian mengenai perekaman suara untuk film. Pada tahun 1937 ia pindah ke Nippon-Ko-On (Japan Opto-Acoustic) Industrial Co. di mana ia mengembangkan peralatan pemutar film untuk kalangan rumah tangga. Tahun 1940 ia pindah ke The Japan Measuring Instrument Co. Ltd sampai terjadinya Perang Dunia II.

Pasca perang banyak mantan stafnya yang kelimpungan mencari pekerjaan baru. Ibuka kemudian menyemangati mereka untuk membangun bisnis baru karena sulitnya mencari pekerjaan. Ia dan timnya membuka kantor di puing-puing bekas Shirokiya Department Store di Nihonbashi, Tokyo. Kantor itu sempit dan tak ada jendelanya. Bahkan nyaris tak punya pembatas.

Sebagai orang yang dibesarkan di bidang riset, di kantor itu pun Ibuka mendirikan lembaga yang tak jauh-jauh dari riset. Sebulan kemudian ia mendirikan Tokyo Tsushin Kenkyujo (Totsuken) atau Institut Penelitian Telekomunikasi Tokyo. Gaji yang diberikan Ibuka pada stafnya pun sangat kecil.

Untuk menjaga agar lembaganya bisa bertahan, Ibuka berusaha mencari pemasukan tambahan. Saat itu, suasana perang masih mencekam. Masyarakat Jepang begitu kelaparan akan berita baik dari dalam maupun luar negeri. Dari sinilah muncul usaha reparasi radio. Bahkan dari hasil utak-atiknya Ibuka bisa membuat sistem di mana radio bisa menerima berbagai macam gelombang radio. Ternyata permintaan terhadap modifikasi radio itu begitu tinggi. Pusat reparasi radio Ibuka pun kebanjiran order. Sampai-sampai ia diliput Asahi Shimbun.

Dari berita di koran itulah Akio Morita membaca kisah Masaru Ibuka. Ia tersentak karena Ibuka adalah teman lamanya saat sama-sama menjadi peneliti di Wartime Research Committee yang meneliti tipe-tipe senjata selama perang. Morita kemudian menyurati Ibuka dan akhirnya mereka kembali bertemu.

Pertemuan itu membuat mereka sepakat mendirikan suatu bisnis bernama Tokyo Tsushin Kogyo (Totsuko) atau Tokyo Telecommunications Engineering Corporation pada 7 Mei 1946 atau tepat 66 tahun lalu. Perusahaan inilah yang sekarang menjadi Sony Corporation, salah satu konglomerat dunia paling sukses dari Jepang.
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit