Peluru Allah

Lutheran Church di Du Bois, Pennsylvania bukanlah suatu tempat yang disukai oleh seorang Thompson kecil di suatu hari minggu bertahun-tahun lalu. Dia sama sekali bosan dan tidak tertarik, tetapi tiba-tiba muncul suatu pemikiran seperti sebuah peluru menembus kepalanya: 'Suatu hari kamu akan berkhotbah di mimbar itu.' Dia terus berusaha menyingkirkan pikiran itu dan melupakan kesan yang hidup.

W.F THOMPSON tidak tertarik sama sekali pada gereja di masa mudanya, pada usia yang ketujuh belas Ia memasuki Angkatan Laut dan keluar dari tempat latihan menjadi seorang pejuang yang kejam. Dia haus darah "Saya sangat menikmati membunuh terutama dengan bayonet," kenangnya suatu kali.

Seusai pertempuran Thompson pindah ke Releigh, North Carolina dan memasuki dunia usaha. Suatu hari masuk seorang lelaki ke kantornya dan mengacungkan senjata meminta uang dari kasnya. Thompson ingin sekali menghabisi perampok itu tetapi akan sangat membahayakan orang lain. Tiba-tiba seorang pelanggan masuk, dan perampok itu terkesima dan tiba-tiba berlari keluar. Thompson mengejar keluar gedung dan ke jalan, ketika berbelok ke Fayetteville Street perampok itu menunggunya dengan mengacungkan revolver ke arahnya dan peluru pertama segera menembus dada Thompson sedangkan dua peluru lainnya bersarang di lengan dan bahu kirinya.

Thompson masih hidup sepanjang akhir pekan, tetapi pada hari senin dengan lembut para dokter yang merawatnya meminta istrinya untuk mengurus pemakamannya, "Dia tinggal beberapa hari lagi." Semua teman berkumpul disamping tempat tidurnya, dan setiap nafas menunjukkan akhir hidupnya. Tetapi W.F.Thompson terus bertahan hidup dalam ketidak sadarannya, dan pada suatu hari ia membuka matanya dan memandang ruangan berusaha mengingat siapa dan dimana dia.

Thompson hanya melihat Alkitab terbuka di meja sebelah tempat tidurnya, kehadiran Alkitab itu sangat membuatnya marah. Dengan geram diraihnya Alkitab itu, ditutup dan kembali pingsan. Untuk kedua kalinya terbuka matanya dan yang dilihatnya Perjanjian Baru itu terbuka seperti dulu, dan dia berusaha menutup sebelum pingsan untuk kedua kalinya. Ketika matanya terbuka untuk ketiga kalinya, kembali matanya menatap Alkitab terbuka dimeja samping tempat tidurnya menunggu untuk dibaca, dengan sekuat tenaga diraihnya Alkitab itu untuk dilemparkan. Tetapi ketika hendak dilempar, tepat diatas kepalanya terbuka Injil Yohanes 6 ayat ke 37, seperti peluru menusuk hatinya: 'Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku dan barang siapa datang kepada-Ku, dia tidak akan Kubuang.'

Dengan tangan gemetaran dan kesadaran penuh, dia membuka halaman itu dan membaca ayat itu lagi. Dia mulai sadar dan bertanya dalam hati "Apakah saya yang dimaksud ayat ini?" dan terdengarlah suara Tuhan dengan tegas dalam hatinya "Terutama kau". Itulah firman yang disampaikan W.F.Thompson di kemudian hari dalam khotbahnya yang pertama di Trinity Lutheran Church, ketika dia sudah sembuh dari penderitaannya dan ketika dia sudah menyerahkan diri serta menerima Kristus sebagai juruselamatnya.

(Robert J.Morgan)
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit