Pemerintah Cina tengah mempersiapkan dan akan segera menjalankan kampanye yang terdiri dari 3 tahap untuk memberantas gereja-gereja rumah Protestan, demikian pernyataan yang dirilis hari Jumat 20 April oleh China Aid Association.
Strategi pemerintah ini dengan jelas dituangkan dalam sebuah dokumen yang di sebarkan bulan September tahun lalu saat pelatihan “Patriots in Christian Community” yang dilakukan oleh Administrasi Negara untuk Urusan Agama, menurut sebuah sumber anonym di CAA. Dari bulan Januari hingga Juni tahun ini, dokumen ini memberikan wewenang kepada pemerintah lokal untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap gereja-gereja rumah diseluruh negeri dan membuat dokumen tentang kegiatan mereka. Dalam tahap kedua, tiga tahun kedepan, pemerintah dengan keras menyarankan kepada gereja-gereja yang belum terdaftar untuk bergabung dengan Three-Self Patriotic Movement (TSPM) gereja yang telah diakui pemerintah. Dan di tahap yang ketiga, dijadwalkan untuk selesai dalam waktu 10 tahun – gereja-gereja yang menolak mengikuti peraturan akan ditutup.
Pemerintah juga akan melarang penggunaan kata: ‘gereja rumah’ dan semua tulisan di internet maupun media lain serta menggantinya dengan kata : ‘pertemuan rumah’ – sebuah kata yang mengacu pada pertemuan jemaat yang telah berafiliasi dengan TSPM.
Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh CAA di beberapa propinsi, lebih dari 95% pemimpin gereja rumah mengatakan mereka telah mengalami dampak dari investigasi tahap awal yang dilakukan pemerintah, sementara 85% lainnya mengatakan pemerintah telah mendokumentasikan gereja mereka.
“Sejak awal tahun 2012, kami telah melihat adanya peningkatan frekuensi penganiayaan.” CAA mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada media. “Sebagai tambahan dari penganiayaan yang masih terjadi atas Gereja Shouwang di Beijing, angka kasus serupa meningkat hingga 20% tahun lalu dan telah menyebar ke berbagai area termasuk pendidikan Kristen, publikasi dan toko-toko buku.”
