Sejenak Menguatkan Para Janda Martir

Seorang pria bersenjata yang tidak dikenal menembak Mario sebanyak enam kali di rumahnya, Jolo, Filipina Selatan tahun lalu. Istrinya, Jum sedang berada di kamar tidur saat peristiwa penembakan itu terjadi. Mario berjuang untuk tetap hidup selama beberapa jam sebelum akhirnya tewas.

Selama polisi melakukan investigasi, istrinya menceritakan tentang dua pria yang menjual jimat kepada Mario pada 27 Agustus 2011, selang beberapa jam sebelum kejadian penembakan pada pukul 9 malam. Ia mendengar bahwa pria pejual jimat mengatakan bahwa jimat itu akan membuat Mario kebal ‘peluru’.

Beberapa hari sebelum peristiwa tersebut, Mario menceritakan iman percayanya kepada orang tua siswa yang beragama lain di sekolahnya. Ia pun meminta agar Tuhan terus melindungi dirinya dan keluarganya. Setelah ia pergi, beberapa pekerja Kristen di Jolo mendapatkan ancaman pembunuhan dan kekerasan. Tidak ada satu orangpun yang ditahan dalam kasus pembunuhan Mario.

Baru saja Jum hadir dalam sebuah seminar yang diadakan Open Doors pada 5 Maret 2012 untuk 21 perempuan yang telah ditinggalkan oleh suaminya, baik karena dibunuh maupun ditinggalkan, karena para perempuan ini memilih menjadi pengikut Kristus.

“Saya sangat merindukan Mario,” kata Jum kepada Open Doors. “ Saya rindu bagaimana ia mengambilkan minum untuk saya, bagaimana ia mencuci ketika saya terlalu lelah, ketika saya sakit, Mario adalah sosok yang sangat menjaga dan mengerti keadaan saya. Ia adalah laki-laki dan suami yang baik.”

Jum mengakui bahwa ia belum dapat membaca Alkitab, setiap ia membukanya, ia teringat akan suaminya yang selalu membacakan untuknya. Setiap kali ia mencoba, tangisannya selalu tidak dapat dibendung.

Akhirnya Jum memilih untuk meninggalkan Jolo dan tinggal bersama saudara perempuannya di Kota Zamboanga setelah menyadari rumahnya telah diintai oleh beberapa pria yang tidak dikenal.

Pada bulan Februari Jum kembali ke Jolo untuk bernegosiasi dengan pembeli yang tertarik untuk membeli rumahnya. Namun, proses tersebut terhenti ketika pembeli mengetahui bahwa para penembak itu terus kembali ke rumah tersebut untuk mencari Jum.

“Ada malam-malam dimana tubuh saya menggigil,” saksi Jum, ketika menceritakan bagaimana minggu-minggu pertama sepeninggal suaminya. “Terkadang saya tidak dapat tidur, karena saya merasa ada yang mengintai rumah saya.”

Jolo, Sebuah pulau utama di bagian selatan kepulauan Sulu adalah surga bagi beberapa anggota Abu Sayyaf, yang terkait dengan Al-Qaeda, kelompok separatis yang beroperasi di Basilan dan Kota Zamboanga, Mindanao. Konflik bersenjata pecah di Jolo antara para pemberontak kaum M dan militer Negara, ini adalah hal yang umum yang mengganggu kehidupan masyarakat. Sebelum kematiannya. Mario sempat dikabarkan adalah seorang petugas militer yang menyamar menjadi pendeta.

Dengan bantuan dana dari Open Doors, Jum telah memulai usaha barunya untuk menjual batu bara. Anak perempuannya yang berusia 26 tahun, Misba Alimdi, adalah juga seorang janda beranak dua (Jon, 5 tahun dan Ondong, 3 tahun) juga turut membantunya. Mereka berencana untuk pindah ke sebuah apartemen di Kota Zamboanga. Jum berkeinginan untuk mengikuti pelatihan kepemimpinan yang diadakan oleh Open Doors, ia juga rindu untuk melayani di gereja dan menjangkau kerabatnya yang belum percaya Kristus.

(opendoors)
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit