Sudan dan Sudan Selatan Mau Berperang Karena Pembakaran Atas Gereja

Sekelompok massa agama tertentu baru-baru ini membakar gereja Katolik di ibu kota Sudan, Khartoum.

Penduduk Sudan Selatan yang tinggal di Khartoum dan kerap beribadah minggu di gedung tersebut mengatakan sebelum beraksi, ratusan penyerang terlebih dahulu berteriak menghina mereka.

Pada hari yang sama, pesawat tempur rezim agama tertentu di Khartoum menjatuhkan bom di dekat sebuah kota besar di Sudan Selatan, menewaskan seorang anak muda dan melukai beberapa orang lainnya.

Mayor Jenderal Mac Paul, wakil direktur intelijen militer untuk Sudan Selatan, mengatakan dua jet MiG-29 milik Sudan menjatuhkan tiga bom dimana salah satunya meledak di pasar Rubkona. "Jumlah bom itu cukup untuk mendeklarasikan perang," kata Mayjen Paul.

Sementara itu, melihat kekerasan yang masih berlanjut hingga saat ini, kelompok hak asasi manusia dan pemimpin internasional menyatakan keprihatinannya.

Mereka menyesalkan kejadian di Khartoum karena itu berlangsung setelah pasukan Sudan Selatan beberapa hari yang lalu mengumumkan menarik pasukannya dari kota perbatasan yang disengketakan untuk menghindari perang diantara dua tetangga.

Sebagaimana diketahui, Sudan Selatan memisahkan diri dari Sudan pada Juli tahun lalu. Ini merupakan puncak dari perjanjian perdamaian pada 2005 yang mengakhiri perang selama beberapa dasawarsa.

Meskipun perjanjian ini sudah disepakati oleh pemerintah Sudan dan Sudan Selatan, kekerasan antara kedua negara tetap terjadi bahkan cenderung semakin meningkat.

Perang sampai kapan pun tidak akan pernah menyelesaikan sebuah permasalahan. Apa pun alasannya, perang selalu menyengsarakan umat manusia. Oleh sebab itu, sebagai orang-orang percaya, mari kita ambil bagian di dalam doa untuk terjadinya perdamaian di seluruh Sudan. Bagi manusia, ini tidak mungkin, namun bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin.
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit