Damai sejahtera didambakan oleh semua orang, tidak perduli siapakah dia itu, tua muda, kaya miskin, bodoh ataupun pintar. Manusia mengejarnya dengan berbagai cara bahkan mereka rela untuk membayar berapapun harganya untuk mendapat damai sejahtera itu. Tetapi mereka tidak mendapatinya, kalaupun didapat itu adalah damai sejahtera sementara atau semu. Pada kesempatan ini saya ingin beritahukan bahwa damai sejahtera tidak ada di mana-mana kecuali di dalam Yesus Kristus. FirmanNya berkata :
"Damai sejahtera Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27).
"Damai sejahtera Kuberikan kepadamu dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27).
Damai sejahtera tidak bisa dibeli dengan uang, tidak bisa ditukar dengan kekayaan dan kesenangan di dunia ini hanyalah sementara, tetapi damai sejahtera yang dari Tuhan adalah kekal bagi hidup kita. Karena damai sejahtera yang dari Tuhan tidak membuat kita gelisah dan gentar.
Mungkin hari-hari ini, saudara banyak mengalami ketakutan akan hidup ini, kebimbangan untuk mengambil keputusan dalam bisnis, gelisah akan masa depan anak-anak, saudara stress karena banyak masalah di dalam rumah tangga, keuangan, usaha sehingga sulit tidur. Jangan saudara berkecil hati dan mudah menyerah karena Yesus datang ke dunia ini bukan hanya menyelamatkan hidup saudara dari api neraka yang kekal tapi Dia juga memberikan damai sejahteraNya bagi saudara.
Oleh karena itu, percayalah kepada Yesus Kristus maka saudara akan menerima keselamatan yang daripadaNya dan damai sejahtera bagi hidupmu secara pribadi maupun bagi seisi keluargamu. Hari ini adalah kesempatan untuk membuka hati dan menerima Yesus Kristus dengan sungguh-sungguh. Percayalah kepada Dia dengan segenap hati dan jangan lepaskan Tuhan dari hidupmu maka damai sejahtera Tuhan akan terus tinggal dalam hatimu.
Ini adalah tulisan Om Jonatan Pribadi untuk jemaat GSJA menjelang Tahun Baru 2011.
