Kenapa Yesus Harus Mati dengan Cara Disalibkan?

Kenapa Yesus harus mati dengan disalibkan? Padahal ada banyak seseorang itu meninggal akibat ‘perbuatan’ yang harus ditanggungnya. Pada jaman dahulu, semua penjahat yang mempunyai kejahatan yang begitu besar, harus dihukum seberat-beratnya. Pada jaman itu, hukuman terberat yang pernah ada adalah dengan jalan disalibkan. Menurut Kamus Drury, salib adalah suatu simbol bagi empat arah angin dan suatu senjata kuat untuk menentang kejahatan.

Pada zaman itu, ada tiga macam salib yang biasanya dipergunakan untuk menghukum para penjahat. Yang pertama salib yang berbentuk T, yang kedua salib yang berbentuk X, dan ketiga adalah salib yang berbentuk U. Dan seperti yang kita lihat, salib yang dipakai untuk menyalibkan Yesus adalah salib yang berbentuk T.

Yesus sungguh mati di kayu salib dan ini dibuktikan oleh tombak yang menusuk perut-Nya dan darah serta air langsung keluar dari tubuhnya. Ia benar-benar mati. Bahkan, pada saat seorang yang bernama Yusuf dari Arimatea meminta diperbolehkan menurunkan mayat Yesus, dia sendiri yang menurunkan mayat Yesus. Dia dan Nikodemus yang kemudian mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah. Jika Yesus hanya pingsan, Dia pasti merasakan orang menjamah tubuhnya, karena membubuhi rempah-rempah itu memerlukan waktu yang lama. Artinya, Dia sudah benar-benar mati.

Kenapa Alkitab mencatat bahwa mengapaninya dan membubuhinya dengan menggunakan huruf kecil dan bukan mengapani-Nya atau membubuhi-Nya? Kemungkinan adalah karena itu hanyalah mayat atau dengan kata lain tubuh jasmani Tuhan Yesus. Itulah sebabnya, Yesus benar-benar sudah mati. Tapi kematian fisik-Nya ini justru menjadi bukti bagaimana Yesus berbeda. Dia bisa bangkit meski tanpa tubuh fisik-Nya. Hal mana yang tidak bisa dilakukan manusia. Kebangkitan-Nyalah yang menjadi bukti dan pegangan bagi iman kita.

Source : berbagai sumber/lh3
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit