“Orangtuaku tidak akan pernah melihatku sampai di usia saat ini dan mereka tidak akan pernah bertemu dengan cucu-cucu mereka,” ujar Douglas kepada CBN News.
Douglas juga ditembak dan dibiarkan mati, sedangkan adik perempuannya diperkosa dengan kekerasan.
Douglas baru berumur 16 tahun pada saat itu dan adik perempuannya baru berumur 12 tahun. Mereka berdua selamat, namun harus kembali hidup di dalam horor berulang kali ketika para pembunuh diadili dan terus mengajukan banding.
Douglas hidup dalam kepahitan selama bertahun-tahun sebelum akhirnya ia bertatap muka secara langsung dengan salah satu pembunuh di sel penjara.
Peristiwa ini justru menciptakan pengalaman Ilahi yang penuh dengan pengampunan yang menakjubkan sehingga Douglas merasa ia harus membuat film mengenai hal ini. “Heaven’s Rain” merupakan hasil dari pertemuan itu dan saat ini tersedia dalam bentuk DVD.
Douglas menjelaskan bahwa film ini diberi rating ‘R’ karena salah satu adegan dimana perkosaan terhadap adik perempuannya dibahas secara grafis.
“Tidak ada bahasa yang kasar,” ujarnya. “Tidak ada seks atau ketelanjangan atau apapun itu. Anda dapat mengajak siapapun rekan-rekan Anda untuk menyaksikannya bersama-sama.”
“Anda dapat menyaksikan film ini dan merasa bangga dengan kualitas produksinya,” tambahnya. “Kami tidak menghabiskan uang untuk ini, tapi Hollywood menanggung semuanya paling tidak sekitar US$ 20 juta.”
Douglas telah berkeliling di seantero Amerika, memperlihatkan filmnya di tempat-tempat yang ramah seperti gereja.
“Jika ada yang meminta kami untuk datang, maka kami akan pergi ke kota mereka dan kami akan memastikan mereka dapat menyaksikan film ini,” ujarnya.
Film-film dengan nilai bermutu tinggi seperti ini perlu terus diproduksi di tengah menjamurnya film-film bermutu tinggi secara tekhnik namun sangat minim nilai moral dan kebenaran.
Source : cbn.com
