Pagi berlalu, dan semua warga telah dipanggil dari Aula kehidupan, kecuali Charity. Dia tinggal sendiri. Hal ini tidak menjadi beban karena ruangan itu dipenuhi dengan beberapa buku cantik yang ditulis oleh para warga kota ini. Dia sedang membaca 2 Tawarikh dari buku Affabel ketika Kepala Penjaga datang memanggil dia.
Kepala Penjaga berkata, “Charity, rajamu sedang menunggu.”
Hatinya dipenuhi dengan sukacita. Dia sekarang akan mendapatkan hal istimewa untuk melihat seseorang yang sangat dirindukan dan dikasihinya. Dia telah menunggu bertahun-tahun untuk saat ini, dan sekarang saatnya telah tiba. Penjaga itu tersenyum saat dia mendekat, dan mereka berjalan bersama ke Aula Besar.
Begitu pintu Aula Besar terbuka, dia diliputi dengan keindahan yang dilihatnya. Fokusnya, bagaimanapun juga, adalah takhta Jalyn yang berada di kejauhan sana. Pada titik tersebut semua yang dapat dilihatnya hanyalah garis besar dari takhtanya. Matanya melihat kepada orang-orang yang hadir, yaitu para warga kerajaan Affabel. Oh, betapa orang-orang yang luar biasa, pikirnya. Bagaimana saya bisa membandingkan diri saya dengan mereka?
Dia memperhatikan bahwa mereka semua membungkuk saat dia berjalan melewati mereka. Mengapa orang-orang ini membungkuk kepadanya? Mereka sangat tampan dan cantik dengan pakaian mereka yang memancarkan kemuliaan saat dia berjalan mendekati takhta. Mereka terlihat seakan-akan mereka adalah manusia hebat. Bagaimana orang-orang yang hebat ini membungkuk, terutama kepadanya?
Dia melihat beberapa orang yang dikenalnya di Endel. Senyum mereka penuh dengan sukacita dan kasih baginya. Dia ingin berhenti dan memeluk mereka satu per satu, tetapi dia merasa bahwa ini bukanlah waktu yang tepat. Dia melihat Ruthless dan tidak dapat menahan dirinya. Dia berlari ke arahnya dan memeluknya. Keduanya bersukacita.
Setelah berpelukan, Ruthless membungkuk padanya dan berkata, “Selamat datang ke rumahmu yang baru.”
Charity berkata, “ Mengapa kamu membungkuk padaku, Ruthless? Saya bukanlah tuhan yang harus disembah.”
Warga itu menjawab,” Ada perbedaan antara menyembah dan menghormati. Hanya Tuhan saja yang patut disembah, tetapi di kerajaan ini, kami menghormati mereka yang telah melayani kita dengan baik di Endel. Kita juga menghormati mereka yang memerintah di antara kita. Kita tidak mengerti pentingnya menghormati sewaktu di Endel. Charity, kamu telah melayani saya di Endel. Jika bukan karena ketaatan kamu pada raja, maka saya tidak akan pernah ada di sini; saya akan berada di tanah Suram. Pertama, saya merasa berhutang dan bersyukur kepada raja, tetapi saya juga bersyukur dan berhutang kepada kamu. Merupakan suatu kesenangan bagi saya untuk melayanimu sepanjang sisa hidup saya.”
Dia melanjutkan, “ Charity, nama saya bukan lagi Ruthless. Tuan Jalyn telah mengubah nama saya pada hari penghakiman ini menjadi Reconciled. Saya adalah orang yang mungkin diberikan belas kasihan terbesar di hadapan raja kita.”
Charity menjawab, “ Reconciled, sungguh suatu nama yang mulia. Temanku yang terkasih, saya tidak menjangkaumu di Endel sehingga kamu harus melayani saya sebagai balasannya. Saya melakukannya karena saya mengasihimu dan peduli dengan hidup dan nasibmu.”
“ Motivasi kamu itulah yang menjadi alasan tepat bagi saya untuk menghormati dan melayanimu. Kamu akan diberikan upah besar oleh raja. Kamu telah bekerja karena kasihmu kepada Jalyn. Kamu tidak pernah menjangkau untuk mendapatkan penghargaan dari temanmu atau untuk menerima upah. Jalyn senang dengan orang-orang yang menjangkau sesamanya dengan kasihnya. Sangat penting bagi kita untuk mendapatkan hatinya selagi kita di Endel, tidak hanya visinya saja. Kamu telah melakukan keduanya saudariku, dan motivasi hatimu diimpartasikan pada saya. Itulah sebabnya saya menjangkau banyak orang dengan penuh semangat di minggu terakhir saya di Endel. Sekarang saya telah diberikan upah bagi pekerjaan saya, meskipun pekerjaan saya sangat singkat.”
Charity tersenyum. “ Reconciled, saya turut berbahagia denganmu. Saya akan melayani kamu sepanjang sisa hidup saya.”
“ Charity, kamu telah berbicara seperti seseorang yang telah hidup bertahun-tahun di Affabel, “ Jawab Reconciled. “Kita hidup untuk saling melayani di kota besar ini; bahkan pada kenyataannya, beberapa dari kita di sini adalah hamba-hamba terbesar. Kita memiliki tanggung jawab terbesar, dan itu adalah kesukaan kita. Sangat berbeda dengan di Endel. Para pemimpin di sini tidak mencari untuk dilayani, tetapi lebih kepada bersukacita karena diberikan kesempatan lebih besar untuk melayani. Sukacita terbesar dari setiap warga di sini adalah, pertama untuk melayani raja kita, yang kedua adalah melayani sesama warga disini, terutama mereka yang menyentuh hati kita di Endel, dan akhirnya melayani para warga yang berada di kerajaan luar yang tidak lama lagi akan kamu ketahui.”
Reconciled menyimpulkan, “Saudariku terkasih, saya sangat bangga terhadap kamu; pergilah kepada rajamu. Dia sangat rindu untuk bertemu dan memberikan upahmu atas pelayanan kamu kepadanya.”
Kemudian keduanya berpelukan dan Charity kembali bergabung dengan penjaga, dan mereka melanjutkan menuju takhta.