Banyaknya jumlah orang yang masuk penjara setiap tahunnya ternyata membuat prihatin Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar. Bagaimana tidak, setiap tahunnya lembaga pemasyarakatan (lapas) harus menerima tambahan 10.000 narapidana di seluruh Indonesia.
Kondisi yang memprihatinkan ini menurut Patrialis perlu dikaji ulang, menurutnya kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan sehingga mereka tidak berujung di penjara. Selain itu penegakkan hukum pun perlu melakukan perbaikan, yaitu harus lebih mengedepankan mediasi dan keadilan.
"Saya imbau kepada seluruh penegak hukum agar mengedepankan mediasi dan keadilan karena saya pernah bertemu dengan tahanan di Lapas Bengkulu bahwa dia ditahan karena memungut buah sawit yang jatuh di jalan, ini sangat miris," demikian ungkap Patrialis Akbar saat meresmikan kantor pusat pelayanan hukum terpadu di Bengkulu, Jumat (10/6) sebagaimana yang dirilis oleh AntaraNews.com.
Saat inipun pemerintah melalui kementerian yang dipimpin oleh Patrialis Akbar ini sedang malakukan berbagai perbaikan serta peningkatan fasilitas lapas yang ada di berbagai daerah, selain itu Patrialis juga menganjurkan agar pemerintah daerah yang memiliki lahan bisa mengajukan kepada pemerintah pusat untuk pembangunan lapas baru.
Banyaknya jumlah masyarakat Indonesia yang menjadi penghuni lapas perlu menjadi perhatian serius. Jika tingkat kejahatan meningkat, hal ini biasanya dipicu oleh kondisi sosial dan ekonomi yang tidak stabil. Kemiskinan, tingkat pengangguran yang tinggi, serta harga bahan pokok yang tidak terjangkau dapat memicu ketidakstabilan tersebut. Bisa dikatakan bahwa ini adalah permasalahan bangsa yang sudah mencapai tingkat akut. Untuk itu tidak bisa mengharapkan pemerintah saja untuk membenahi dan menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia ini, namun perlu keterlibatan setiap anggota masyarakat. Mari entaskan kemiskinan, buka lapangan pekerjaan sebanyak mungkin dan saling bergotong royang untuk membangun Indonesia.
Source : Antara News