Si Seksi Sop Buntut Kualitas Ekspor

Sop Buntut Mangga Besar! Ups… pertama kali buka di tahun 1999, sop buntut ini sudah bikin heboh kalangan pecinta sop buntut terutama yang berada di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sekali datang bisa dijamin akan datang untuk yang ke dua ketiga dan ke sekian kalinya. Itulah yang saya rangkum dari hasil tanya jawab singkat saya dengan beberapa pelanggan Sop Buntut Mangga Besar (Mabes) ini. Umumnya kunjungan selanjutnya mereka membawa teman dan begitu seterusnya. Maka tak heran, dalam waktu singkat pelanggannya telah mencapai ribuan orang per bulan.

Apa sih yang Istimewa dari Sop Buntut Mangga Besar?

Buat saya pribadi, sesuai dengan judul, saya menyebut ‘kualitas ekspor’. Ya karena rasa sop buntut yang mantab ini membuat Sop Buntut Mangga Besar diboyong para pelanggannya sampai ke Hong Kong, China, Malaysia, Singapura bahkan Amerika. Penasaran, apa rasanya gak berubah? Maka saya uji coba, sop buntut tersebut saya masukkan dalam freezer selama 5 hari dan baru saja panaskan dan makan. Oww... luar biasa! Rasanya tetap enak, bahkan bisa dibilang makin mantab! (khusus untuk Sop Buntut Kuahnya ya...).

Seksi yang saya lampirkan pada judul pun bukan tanpa arti. Karena pertama kali saya makan disini, saya benar-benar langsung terpesona. Buntutnya yang berukuran jumbo tampil dalam balutan daging yang gemuk. Ketika saya iris, wow ternyata hanya perlu disentuh dagingnya sudah copot dari tulangnya. Bahkan saking empuknya, sama sekali tidak ada daging yang menempel pada tulang. Bersih! Apalagi ketika daging ini dikunyah. Ow... tak perlu menggunakan tenaga, daging berasa lumer di lidah.

Kemolekan daging ini bukan tanpa sebab. Ulik punya ulik, ternyata sop buntut ini menggunakan buntut impor dari New Zealand. Buntut yang digunakan pun adalah yang bagian tengah sehingga dagingnya banyak, lemaknya sedikit dan merupakan bagian dengan daging termanis dan terempuk pada buntut sapi.

Mengapa menggunakan buntut New Zealand? Ini tak lain karena kualitas semata. Di Indonesia tidak ada peternakan sapi yang murni sapi-sapinya berasal dari satu pemilik atau pemelihara. Sementara di New Zealand, hampir semua peternak sapi disana adalah perusahaan besar yang memang memelihara dengan cara yang sama dan memilah sapi sesuai umur baru kemudian dipotong bersama. Jadi kualitas daging yang dihasilkan antar daging yang satu dengan yang lain, kurang lebih pasti sama.

Sedangkan untuk sapi di Indonesia, karena oleh penjagal sapi didapat dari bermacam macam pemilik dengan usia dan teknik perawatan sapi yang berbeda beda, maka kualitas daging yang dihasilkan tiap sapi bisa dipastikan berbeda satu dengan yang lain. Nah, jika dibuat sop buntut, maka ketika direbus, buntut yang satu sudah empuk dan yang lain masih keras. Hasilnya? Kualitas yang tidak sama pada tiap mangkuknya. Hm,… akhirnya digunakanlah buntut sapi New Zealand, supaya hasilnya selalu sama pada tiap mangkuk pelanggan.

Untuk kuah sop buntut ini juga istimewa. Rasa rempahnya royal sekali dengan jejak hangat di tubuh yang tak terbantahkan. Jahe, cengkeh, pala, merica dan aneka rempah hangat lainnya sungguh segar terutama buat yang sedang butuh berkeringat. Rasa kuah ini pun akan semakin dahsyat ketika di beri sambal yang disebut sebut pelanggan, “Super mantabnya”. Saya lihat hampir semua pelanggan termasuk saya, memakan sop buntut ini hingga tandas sampai ke kuah kuahnya.

Aneka Hidangan selain Sop Buntut

Selain Sop Buntut disini juga ada Sop Iga yang sudah diperlengkapi dengan senjata sambal terasi penyet yang menantang lidah. Kemudian juga ada otak-otak. Wow, otak-otaknya enak sekali. Dibuat secara home made oleh pemiliknya Bu Merisa, otak-otak tenggiri ini gurih dan kesat tanpa bau langu. Rahasianya tentu terletak pada penggunaan ikan tenggiri betina pada adonannya. Ya tenggiri betina dan jantan itu berbeda loh rasanya. Daging tenggiri betina lebih kesat, harum dan gurih. Cocok sekali untuk membuat otak-otak.

Otak-otak gorengnya juga suatu mukjizat. Ternyata otak otak dibungkus dengan kulit lumpia lalu digoreng garing, rasanya sangat enak. Kriuk yang bikin nagih. Kemudian disini juga masih ada aneka hidangan seperti nasi goreng, ayam goreng dan bermacam-macam kue kering dan basah.

Aneka Kue Kering dan Basah

Bu Merisa, selain pandai memasak ternyata juga ahli membuat kue. Pertama kali mencicip kuenya adalah ketika sedang bertandang ke rumah teman, kue kering chip choco. Waaah, coklatnya benar-benar coklat asli dengan adonan tepung yang sedikit. Sehingga ketika digigit yang terasa benar benar aroma dan rasa coklat yang menyerbu lidah. Enak sekali. Kemudian, untuk cornflake choconya juga mantab. Cornflakes yang dilumur coklat import diberi kacang mede lalu diberi gula warna warni di atasnya. Enak banget, terutama untuk sarapan bersama dengan susu coklat hangat. Mantab!

Untuk Kue Basahnya, lembut sekali dengan rasa adonan yang berlebihan. Seperti sponge keju yang rasanya benar benar sangat keju dan bolu coklat yang rasanya dimana mana bertaburan coklat. Hm,… sebagai pedagang, Bu Merisa ini ternyata benar-benar mengutamakan kualitas bahan dan tidak pelit dalam rasa.

Lain Lain

Meski berlokasi di daerah kota yang dahulu terkenal dengan dunia malamnya, yaitu Jalan Mangga Besar di belakang gedung Lindeteves, Jakarta Kota, namun resto ini lebih membawa diri ke resto keluarga. Untuk itu ia tidak menjual aneka minuman keras, semua ini tentu demi kenyamanan bersama. Beroperasi dari jam 11 siang hingga jam 11 malam. (Catur Guna Yuyun Angkadjaja)

Sumber : wisataseru
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit