Dirilis Reformata, Katon menjelaskan bahwa pencapaian didalam musik rohani ini bukan berarti dirinya telah meninggalkan musik pop, karena pilihan hidupnya masih tertambat pada pop. “Bukan berarti saya harus meninggalkan musik pop, karena itulah pilihan hidup saya. Ini hanya bahasa rohani atau iman saya. Ini pertama kali yang resmi, yang lain saya share-kan untuk teman-teman di gereja-gereja,” ungkap saat peluncuran album produksi Andira Productions di Kafe KOI Kemang, Jakarta Selatan tersebut.
Dibesarkan dari keluarga Kristen, ternyata mempengaruhi dan membentuk kepribadiannya dalam beriman. Hal ini dapat ditemu pada lirik lagu yang ia ciptakan. “Ada bagian dari diri saya, dipanggil membuat karya yang subjektif. Keimanan saya ditunjukkan. Karena untuk pelayanan, maka saya ingin berbagi sesuatu yang beraroma keimanan. Terima kasih Yesus, itulah lagu yang dapat saya persembahkan melalui Living The Dream,” ujar pria kelahiran Magelang, 14 Juni 1966 ini.
Terakhir Katon pun memberi sebuah hikmat yang sangat inspiratif untuk para pemusik. “Bermain musiklah dan menciptalah dengan jujur. Itu talenta dari Tuhan. Jangan pakai strategi, bahwa uang adalah segala-galanya. Laku atau tidak laku, kejujuran adalah segala-galanya. Karena Tuhan sudah memberi kelimpahkan untuk kita, untuk semua karya-karya kita,” tutupnya.
Mempersembahkan kembali segala talenta dan berkat yang Tuhan Yesus berikan adalah sebuah pujian yang manis untuk memperlihatkan bahwa Karya Tuhan selalu menjadi mukjizat bagi setiap hamba yang mensyukurinya.
Source : Reformata
