Pembakaran Gereja Picu Bentrok Berdarah di Mesir

Gelombang kekerasan kembali terjadi di Mesir pada hari Minggu (9/10) lalu, sekitar 23 orang tewas dan 180 orang terluka, data ini dirilis Menteri Kesehatan Mesir Adel Al Dawi. Menurut berita yang dirilis oleh CNN, kerusuhan ini dipicu oleh pembakaran gereja milik Kristen Koptik di Mar Girgis Edfu, sebuah kota di bawah gubernur Aswan di selatan Mesir

Pembakaran gereja ini akhirnya memicu aksi demonstrasi damai oleh umat Kristen Koptik Mesir yang menuntut mendapat perperlindungan yang sama dari pihak pemerintah. Namun saat demonstrasi berlangsung, ada tembakan diarahkan kepada pihak keamanan yang berjaga. Pihak demonstran sendiri menyangkal bahwa tindakan ini dilakukan oleh pihaknya. Menurut Samir Bolos, salah seorang demonstran, ada orang-orang tidak dikenal yang melakukannya, namun ia percaya itu bukan dari pihaknya.

Menanggapi serangan tersebut, tentara melakukan serangan balasan. Bukan hanya tembakan, tentara juga menyerbu demonstran dengan pentungan untuk membubarkan massa.

“Ini adalah pertama kalinya demonstran menembaki tentara,” demikian ungkap Imam, juru bicara militer Mesir. “Pasti ada tangan tersembunyi dibalik hal ini. Orang Mesir tidak akan melakukan hal tersebut.”

Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf menyatakan kekecewaannya atas bentrokan yang terjadi dalam pidato resminya Senin (10/10) pagi waktu setempat.

“Alih-alih maju, kita menemukan diri kita berjuang untuk keamanan,” ungkap Sharaf.

Kekerasan yang terjadi tidak menghasilkan sesuatu menurut Sharaf, hanya menghasilkan para martir baik dari pihak militer maupun sipil

Penganut Kristen Koptik ada sekitar 9% dari 80 juta penduduk Mesir. Dasar teologi aliran Kristen Koptik ini adalah pengajaran Rasul Markus yang membawa ke-Kristenen ke negeri pemilik Piramid tersebut. Konflik antara umat minoritas dan mayoritas ini sudah berlangsung lama. Saat ini akibat bentrokan berdarah yang terjadi, Mesir menerapkan jam malam.

Seperti yang disampaikan oleh Perdana Menteri Mesir, Essam Sharaf, kekerasan tidak akan menghasilkan sesuatu, selain korban yang berjatuhan dan menambah duka serta luka di hati. Mari berdoa bagi Mesir, doakan agar kaum minoritas dan mayoritas bisa saling menghormati dalam menjalankan ajaran agama masing-masing, sehingga damai bisa tercipta. Alangkah indahnya, jika kehidupan ini diwarnai dengan kasih dan damai sekalipun dalam perbedaan.

Source : CNN/Puji Astuti
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit