Gereja-gereja Dilempari Batu Di Bhutan

Gereja-gereja dilempari batu dan dihancurkan oleh anak-anak muda dari sebuah desa. Tembok-tembok gereja yang dibangun dari semacam kertas rusak parah, para penyerang juga menerobos masuk ke dalam.

“Mereka menendangi apa saja yang ada didepan mereka, melemparkan lumpur dan batu, kemudian melarikan diri ketika tetangga berdatangan.” Demikian dituturkan oleh sorang jemaat yang ingin identitasnya tetap dirahasiakan untuk alasan keamanan.

Penyerang yang sama datang kembali keesokan harinya dengan ancaman akan membakar gereja jika ibadah tetap dilanjutkan. Pendeta tidak mendapatkan perlindungan dari aparat.

Umumnya, sebuah persekutuan doa di Bhutan memiliki anggota antara 15 hingga 20 orang atau 3 sampai 4 keluarga. Di daerah-daerah yang lebih bebas, seperti kota Thimphu, persekutuan doa di rumah-rumah memiliki anggota sebanyak 30 hingga 40 orang.

Sebuah gereja rumah yang diresmikan dua tahun lalu langsung diserang dan ditutup oleh penduduk desa. Insiden ini dipicu oleh sebuah peristiwa ketika tiga orang pria berlatar belakang agama lain datan ke pendeta, pemimpin gereja , mereka ingin mengetahui lebih banyak tentang ke Kristenan dan Yesus Kristus. Pemimpin gereja yang meragukan niat baik ketiga pria, tidak terlalu memberikan tanggapan. Ia mencurigai ketiga pria ini sebagai oknum penyerangan yang pernah dilakukan sebelumnya.

Meski ditengah bahaya yang mengancam, persekutuan rumah tetap berlanjut, jemaat berdoa bagi orang-orang yang mengancam mereka.

FAKTA TENTANG BHUTAN DAN PELAYANAN OPEN DOORS DI NEGARA INI
Kebanyakan insiden penganiayaan terjadi di daerah-daerah terpencil, oposisi datang dari agama lain.

Tantangan bagi umat Kristen sering datang dari pergumulan keluarga dalam bentuk perselingkuhan dan penggunaan obat-obatan terlarang ditengah kaum muda.

Open Doors melayani di Bhutan untuk menguatkan Gereja dan Tubuh Kristus, yang kami lakukan adalah memberikan pelatihan Alkitab dan seminar Berdiri Teguh di Tengah Badai.

“Perintah Tuhan adalah bagi setiap pengikutNYA untuk menyebarkan Kabar Baik Injil. Tuhan telah menyelamatkan kami, IA membawa kebebasan dan kelepasan. Sebagai ucapan syukur, kami akan pergi untuk mengabarkan kepada banyak orang yang belum mengenal Yesus supaya mereka juga menerima berkat yang telah kami terima. Saya suka membawa orang datang pada Kristus. Saya rindu melihat mereka juga mengalami kasih karunia. Menjadi Kristen saja tidak cukup, saya harus menyatakan kesaksian yang hidup agar orang banyak tertarik pada Kristus.”
Kesaksian seorang pengikut Kristus di Bhutan.

(opendoors)
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit