Sudan : Dua Pastur Dibebaskan Paska Peristiwa Penculikan

Dua pastur gereja Katolik yang diculik di bawah ancaman senjata di Rabak, Sudan pada bulan lalu telah dibebaskan di tengah paksaan untuk mengikuti wajib militer paksa terus berlangsung dengan maksud untuk memberontak kelompok militant dari selatan. Penculik mereka yang berasal dari kelompok Militan Sudan Selatan yang setia kepada pemerintahan Sudan Utara, menuduh Pastur Joseph Makwey dan Sylvester Mogga memiliki hubungan dengan kelompok militer Sudan Selatan.

Sudan Selatan yang telah memisahkan diri dari Sudan pada 9 Juli 2011, saat ini sedang berada dalam konflik militer dengan Sudan Utara terjadi di antara wilayah perbatasan kedua kelompok bertikai ini. Dua Pastur diculik dari pastori St. Jospehine Bakhita pada 15 Januari dan dibebaskan dua minggu kemudian. Dengan alasan keamanan saat kedua pastur ini dibebaskan, para penculik meminta tebusan sebesar 185.530 USD; laporan pers mengataan bahwa tidak adanya tebusan yang dibayarkan, dan kedua pastur ini dibebaskan karena adanya tekanan dari kelompok berpengaruh dan pemerinta Khartoum.

Christians in (north) Sudan said that such abductions are increasing as the Islamic government in Umat Kristen di Sudan telah megeluhkan peningkatan atas ancaman yang dilangsungkan terhadap mereka. Ancaman-ancaman dilancarkan oleh kelompok pemberontak Sudan Utara yang menentang pemerintahan Sudan Selatan. Para pemberontak Sudan Selatan mengunjungi rumah-rumah di Khartoum dan beberapa kota lainnya untuk menculik pria Kristen, Seorang sumber mengatakan; ratusan pria muda dipaksa untuk mengikuti wajib militer, sedangkan pria yang lebih tua dibunuh atau diculik untuk dimintai tebusan. Umat Kristen di utara mengatakan penculikan menikat seturut dengan pemerintah di Khartoum yang mendukung gerakan militant untuk melawan pemerintah Sudan Selatan. "Umat Kristen di Khartoum terus dihantui ketakutan, karena mereka adalah target utama dari kelompok militant" Saksi seorang pemimpin gereja.

(opendoorsindonesia)