Pemulihan Dari Akar

Keiu (nama disamarkan) yang berusia 36 tahun tengah diikuti polisi saat ia sedang pergi untuk bertemu dengan Open Doors di kotanya yang sangat ramai di Vietnam tahun lalu.

Dia telah memiliki "duri dalam daging" sejak suaminya dipenjara oleh pemerintah Vietnam empat tahun lalu, karena membantu umat Kristen yang teraniaya di sebuah desa di Vietnam Utara.

Keiu hanya dapat berdiri tanpa daya di luar rumahnya, saat menyaksikan polisi menangkap suaminya. Semakin ia ingin melawan dan melakukan sesuatu untuk suaminya, ia justru mendengarkan permohonan suaminya untuk masuk ke dalam, supaya dia bisa memberitahu orang lain tentang apa yang terjadi.

Untuk tahun-tahun berikutnya, dua sampai tiga polisi terus mengikutinya ketika ia keluar rumah. Terkadang ia harus melapor ke kantor polisi secara berkala, menghadapi ancaman dan interogasi yang sebagian besar berisikan kalimat-kalimat kasar yang menuding suaminya.

Pada kunjungan pertamanya, Keiu tidak diizinkan untuk bertemu dengan suaminya, apalagi untuk memberinya makanan dan obat-obatan. "Setiap kunjungan, saya harus memperjuang hak saya untuk memberikan obat pada suami saya. Tidak ada pengacara yang mau mengambil kasusnya. Tidak ada yang menawarkan bantuan, karena polisi telah mengancam setiap orang yang ingin membantu kami, "keluhnya.

Meskipun awalnya ia terguncang, namun ia belajar dari keadaan ini, hari lepas hari, minggu lepas minggu, melalui doa-doa yang tidak henti, doa agar bisa menjadi warga negara yang baik, doa seorang istri untuk dapat dikuatkan dalam memperjuangkan hak-hak perlindungan hukum untuk suaminya.

Suaminya dipenjara di dalam ruangan seluas 80 meter persegi bersama dengan 50 tahanan lainnya. Suatau hari Keiu ditegur oleh penjaga penjara karena mebawa terlalu banyak makanan untuk suaminya. Keiu membayar pekerja dapur penjara untuk memastikan suaminya mendapatkan cukup makanan untuk bertahan hidup.

Saat Keiu bertindak semakin tegas dalam menghadapi ancaman-anacaman tersebut, frekuensi interogasi pihak berwenang semakin berkurang.

"Sebelumnya, mereka selalu mencari saya," Kaya Keiu. "Kemudian, saya terus berdoa siang dan malam, sampai akhirnya sayalah yang datang ke kantor polisi setiap pagi dan sore hari untuk meminta mereka menyelesaikan kasus suami saya. Setiap hari saya memastikan bahwa saya telah melakukan sesuatu untuk memperjuangkan hak suami saya."

Tapi setelah dua tahun, Keiu ditekankan, ia merasa kelelahan dan lemah. Hatinya mulai bergumul. Dia mulai melupakan perjuangannya, ia tidak ingin pergi dan melakukan sesuatu, dan dia tidak bisa tidur. Dia mencoba menghadiri kelas Alkitab, tetapi menemukan dirinya tidak bisa lagi berkonsentrasi. Doa adalah satu-satunya hal yang dapat dia lakukan.

Terjerumus dalam depresi, hal terakhir yang ingin dilakukannya adalah bergabung dengan program Pelatihan Perempuan Priskila yang diselenggarakan oleh Open Doors . Dan dia memutuskan untuk bergabung dalam pelatihan ini

"Ini adalah awal pemulihan dari Tuhan," kata Keiu, "seperti untuk pertama kalinya, saya berdoa untuk luka di hati saya. Hal ini memperkuat dan menyegarkan saya atas segala kelemahan mental, fisik, serta emosi yang saya alami selama ini"

Setelah dia menarik garis waktu hidupnya di hari pertamanya di kelas pelatihan, ia menunjukkan saat-saat tinggi maupun rendah dalam hidupnya, "Untuk pertama kalinya sejak suami saya dipenjara, saya merasa sukacita dalam hati saya." Ia mulai pulih, ia mulai merasa kuat setiap kali teringat suaminya, ia mulai dapat tertidur nyenyak, dan terus berdoa kepada Tuhan saat ia merasa kesepian.

"Materi yang diberikan adalah materi dasar yang membantu kaum perempuan di Vietnam untuk lebih memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan," ungkap Keiu. "Kepercayaan diri saya bertumbuh; pelatihan ini mengajarkan saya untuk menyeimbangkan seluruh aspek hidup, memiliki kecantikan luar dan dalam, serta bagaimana mengatur pelayanan di gereja dan ditengah keluarga."

Setelah menyelesaikan 12 modul pelatihan, ia juga terdaftar dalam Pelatihan Pelatih Priscilla bersama 20 perempuan lainnya, untuk belajar bagaimana mengembangkan pengajar setempat untuk memperluas jangkauan pelatihan.

Ketika suami Keiu dibebaskan dari penjara pada 2011, Open Doors memberikan bantuan finansial sehingga ia bisa menjalani pemeriksaan medis menyeluruh. Dia tetap menjadi tahanan rumah dan dilarang meninggalkan desanya selama empat tahun.

Sementara itu Keiu tetap sibuk dalam gereja setempat yang berkembang di utara, di mana dia menghadiri pelatihan Open Doors lainnya yang memperlengkapi orang percaya untuk pelayanan pastoral.

Sejak pertama kali dimulai pada tahun 2002, Program Pelatihan Perempuan Priscilla telah meluluskan 6.000 wanita percaya di Vietnam. Namun karena penekanannya untuk mereplikasi dirinya sendiri pada tingkatdasar, setidaknya 11.400 wanita Vietnam telah menyelesaikan pelatihan selama dua tahun.