Joseph Kony |
Sebelum awal Maret 2012 ini, mungkin banyak orang di dunia tidak mengenal sosok pria bernama Joseph Kony. Namun sejak video "Kony 2012" diunggah di YouTube pada 5 Maret oleh lembaga nonprofit Invisible Children, orang-orang di seluruh dunia mulai mengenalnya. Di jejaring sosial Twitter, pada Rabu 7 Maret, hashtag #stopkony menjadi trending topic di seluruh dunia.
Siapakah sebenarnya Joseph Kony?
Joseph Kony adalah penjahat perang yang masuk dalam daftar buron Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) sejak tahun 2006. Ia dicari atas 33 kasus: 12 kasus kejahatan terhadap kemanusiaan, antara lain pembunuhan, perbudakan, perbudakan seksual, dan pemerkosaan. Kasus lainnya adalah 21 tuduhan kejahatan perang termasuk pembunuhan, perlakuan kejam terhadap warga sipil, sengaja mengarahkan serangan terhadap penduduk sipil, merampok, menganjurkan perkosaan, dan memaksa anak-anak jadi tentara mereka.
Melalui pasukan militannya, Tentara Perlawanan Tuhan (LRA - Lord's Resistance Army), pria yang diperkirakan lahir pada 1961 ini melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah Uganda, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, dan sekitarnya. LRA dikenal kejam atas kekerasan yang mereka lakukan termasuk memotong anggota tubuh korban dan menculik bocah laki-laki untuk dijadikan tentara anak-anak serta anak-anak perempuan muda yang dijadikan budak seks.
Kony dan pasukannya terpaksa keluar dari utara Uganda pada 2006 setelah meneror warga selama hampir 20 tahun. Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda berhasil mengusir LRA hingga mundur ke kawasan semak-semak di perbatasan negara di area Afrika Tengah. Saat ini kekuatan pasukan militan Kony juga sudah berkurang menjadi hanya sekitar 200-300 orang, dari sebelumnya bisa berjumlah 1.000 orang. Jadi pada dasarnya, kini LRA sudah tidak aktif lagi di Uganda.
Pemerintah Uganda sendiri menyatakan bahwa ancaman LRA di negara tetangga mereka juga dipandang sudah berkurang. Harapan saat ini adalah agar kelompok ini bisa benar-benar diberantas dengan bantuan dukungan logistik Amerika Serikat. Oktober lalu, Presiden AS Barack Obama memutuskan mengirim sekitar 100 penasihat militer untuk membantu Uganda dan tetangganya memburu Kony.
Meski belum mendapatkan titik cerah dalam upaya penangkapan buronan internasional ini, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Uganda Kolonel Felix Kulayigye menyatakan keyakinannya, "Perburuan kami terhadap Kony memang bisa memakan waktu lama, tapi akan berakhir suatu hari nanti."