Margo Day |
Eksekutif Microsoft, yang terinspirasi melalui iman Kristennya, membantu membangun sekolah dan pusat penyelamatan dengan World Vision bagi gadis-gadis yang melarikan diri. Dia pun mengajak wanita-wanita Kristen lainnya di dalam sebuah konferensi kemarin (5/3) untuk menggunakan gairah kerohanian mereka untuk melayani Tuhan.
Margo Day, seorang wakil presiden Microsoft mengatakan bahwa Tuhan bisa memakai pengalaman hidup mereka dan kemampuan mereka untuk membuat perbedaan di dunia ini serta mengabarkan Injil. Dalam pengalamannya pribadi, Tuhan mampu menggunakan pengaruhnya di dalam dunia bisnis untuk membuat perbedaan di sebuah negara Pokot, Kenya.
“Berada di Microsoft, membuat saya tahu banyak orang, saya tahu begitu banyak orang di dunia bisnis,” kata Day. Hal itu membuat orang membagikan cerita kepada orang lainnya tentang apa yang dia lakukan, yang mana tentu membuat orang ingin mengetahui apa saja yang telah dilakukan oleh Day dan hal apa yang bisa dipelajari. Kesempatan itulah yang digunakan oleh Day untuk memberi dampak. Dia pun diteguhkan dengan perkataan, “Lima roti dan dua ikan, apa yang kau punya itu sudah cukup.”
Anak-anak di Kenya, sudah menikah saat umur mereka baru 12-13 tahun hanya supaya orangtuanya bisa mendapatkan mahar. Oleh karena itu, banyak anak-anak yang melarikan diri dari orangtua mereka. Untuk itulah, Day pun mendirikan Women of Vision, sebuah proyek dari World Vision.
Memberi diri kepada Tuhan menurut Day bukan berarti melepaskan semua yang kita punya dan mengorbankan diri untuk sesuatu yang sama sekali tidak kita suka. Kita bisa memakai talenta kita, hal-hal yang ada di dalam hidup kita, hubungan dengan sesama kita, kemampuan kita untuk memuliakan Tuhan.
(christianpost)