Film tentang binatang raksasa selalu menarik sejak dulu. Begitupun kala film King Kong diluncurkan pada 2 Maret 1933. Film berdurasi 105 menit ini sukses. Meski budget-nya hanya US$675 ribu namun bisa memberi pemasukan sampai US$1,7 juta.
Kisah di balik pembuatan film itu sungguh menarik karena sedikit banyaknya berhubungan dengan keberadaan binatang raksasa itu yang dianggap berada di Indonesia atau sekitar Indonesia. Dikisahkan, King Kong tinggal di suatu pulau terpencil di samudera Hindia, meski tak dijelaskan, itu berarti di salah satu pulau di Indonesia. Dalam film King Kong versi tahun 2005 (garapan sutradara Peter Jackson), produser film King Kong dari Hollywood bahkan syuting di Pulau Mursala, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Peter sebelumnya malah membuat alur cerita tentang anak seorang akeologis yang tersesat di Sumatra. Namun belakangan skenarionya diubah. King Kong disebutkan hidup di Skull Island, suatu pulau imajiner yang berada di sebelah barat Sumatra. Film King Kong 2005 merupakan adaptasi dari versi tahun 1933 karya Merian C. Cooper.
Nah, film King Kong versi tahun 1933 itu dimulai dari ide Cooper untuk membuat film setelah ia membaca buku karya Paul du Chaillu yaitu Explorations and Adventures in Equatorial Africa (1861) pada tahun 1929. Setelah membaca buku lain karya W. Douglas Burden dengan judul The Dragon Lizards of Komodo, timbul ide mempertemukan monyet raksasa King Kong dan kadal raksasa Komodo. Tentu saja kita tahu bahwa Komodo hanya ada di Indonesia (Pulau Komodo).
Ide ini terus dikembangkan dan dikemukakan kepada sejumlah pihak. Akhirnya dipersempit setting-nya sampai hanya menyoroti King Kong saja. Diceritakan King Kong jatuh cinta pada seorang perempuan peneliti di hutan. Dan ia terus mengejar si perempuan sampai ke New York, kota di mana ia kemudian mati terbunuh.
Film ini merupakan salah satu film legendaris. Dan meski dibuat ulang beberapa kali, film remake-nya juga tetap laris. Ada enam film King Kong lain setelah versi tahun 1933. Yang menarik Skull Island sebagai tempat tinggal King Kong tetap dipertahankan. Pulau imajiner itu tak benar-benar ada di peta dan tak dijelaskan di mana posisinya. Hanya satu yang lebih jelas yaitu di King Kong 2005 karya Peter Jackson, si sebelah barat Sumatra.
(Aw)