“Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” 2 Timotius 1:5
Dengan latar belakang keluarga yang cinta Tuhan, kehidupan rohani Timotius terbentuk. Melalui didikan nenek dan juga kedua orangtuanya Timotius tumbuh menjadi pemuda yang takut akan Tuhan dan punya hati melayani. Sungguh, peranan orangtua terhadap perkembangan anak sangat menentukan masa depan anak tersebut. Penulis Amsal mengatakan, “Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,” (Amsal 6:23), oleh sebab itu “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Amsal 22:6).
Rasul Paulus mengucap syukur kepada Tuhan melihat iman Timotius yang begitu tulus ikhlas. Itulah sebabnya dalam kisah itu Paulus selalu ingat padanya dan ingin segera bertemu dengannya. Tidak mudah menemukan iman yang tulus ikhlas seperti yang ada dalam diri Timotius ini. Iman yang tulus ikhlas adalah iman yang murni, tidak bercampur dengan kekecewaan, kekuatiran atau ketidakpercayaan kepada Tuhan. Iman semacam ini tidak munafik! Artinya iman terlibat dalam setiap aspek kehidupan seseorang, yang lahir dari ketaatan dan kedekatannya dengan Tuhan, bukan hanya untuk diperlihatkan kepada orang lain atau untuk membuat orang lain terkesan dan kagum. Iman akan terlihat saat seseorang mengalami tantangan terhadap iman, ketekunan atau pelayanannya. Dalam pelayanannya Timotius harus menghadapi berbagai karakter orang; ada yang tidak suka, iri hati dan juga tidak mendukung karena kemudaannya, tapi hal ini tidak membuatnya lemah dan kecewa. Bila seseorang tidak memiliki iman yang tulus ikhlas, bukan tidak mungkin ia akan mundur dari pelayanan karena merasa diragukan kemampuannya.
Sekarang ini banyak orang Kristen yang juga mudah kecewa dan imannya tidak lagi murni kepada Tuhan hanya karena menghadapi masalah dan kesulitan hidup. Ada yang ingin terlibat dalam pelayanan karena berharap ingin dihormati dan dihargai orang lain, atau mengharapkan Tuhan membalas dengan kenyamanan hidup.
Iman yang tulus ikhlas membuat seseorang tetap fokus mengasihi dan melayani Tuhan di segala keadaan!