Para pemukim Yahudi mengumumkan niat mereka untuk mengambil alih lebih banyak rumah warga Palestina di Sheikh Jarrah dan Beit Hanina di Yerusalem Timur. Namun, para pemukim Yahudi membutuhkan bantuan polisi Israel untuk mewujudkan rencana itu.
Sebuah organisasi perdamaian Israel, Gush Shalom memperingatkan warga Palestina di Yerusalem timur, bila para pemukim Yahudi di Yerusalem Timur telah mempersiapkan rencana untuk mengambil alih lebih banyak lahan dan perumahan milik mereka.
"Tindakan pengambil alihan ini dipastikan akan memicu kekerasan kembali antara Israel dan Palestina," ungkap Gush Shalom dalam rilis yang dilansir Scoop, Rabu (21/3).
Rencana pemukim Yahudi ini terungkap dari pemimpin mereka Aryeh King. Rencana King dan para pemukim Yahudi lainnya akan mengambil alih empat rumah di Beit Haninah, dan dua rumah di Sheikh jarrah dalam waktu bersamaan.
Beberapa minggu yang lalu, Biro Perdana Menteri mengeluarkan protes terhadap Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas. Protes tersebut ditujuakan pada tindakan diam Abbas, atas keinginan Israel yang ingin me-Yahudi-kan seluruh Yerusalem Timur dan mengusir warga Palestina seluruhnya. Menurut organisasi Gush Shalom, Jika pemerintah Israel mendukung rencana King para pemukim ini dipastikan peta Palestina akan berubah drastis.
Dalam surat yang dikirim kepada Perdana Menteri Netanyahu dan Menteri Keamanan Publik Aharonovitch. Organisasi Gush Shalom menyatakan, "Para pemukim Yahudi tidak memiliki alasan menyerang rumah warga Palestina di malam hari. Itu semua hanya menimbulkan kekejian polisi Israel," ungkap surat tersebut.
Sebelumnya, Otoritas Israel yang terus membangun permukiman-permukiman Yahudi di atas tanah Palestina, membuat pasokan air tanah Palestina di Tepi Barat kritis dan mengkhawatirkan. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengungkapkan, sekitar 56 sumber air di Tepi Barat dekat permukiman Yahudi, dimana 30 sumber air di antaranya dirampas dan dikuasai penuh oleh otoritas Israel.
(Republika)