Menurut saya orang yang paling nikmat hidupnya adalah para terpidana mati. Tentu saya memiliki alasan mengatakan hal demikian. Sebab mereka memiliki kesempatan emas untuk bertobat dari segala kejahatan dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada yang maha kuasa tanpa menunda-nunda. Anda pasti tau bahwa jika kita tahu kita akan celaka pasti yang keluar dari bibir kita adalah doa dan pengakuan dosa..
Salah satu contoh, beberapa tahun yang lalu ketika saya mengendarai bus antar propinsi..supir bus sangat ugal-ugalan mengendarai bus tersebut, akibatnya bis beberapa kali oleng dan hampir menabrak pengendara lain, seperti mobil, bis dan motor..dan saat bis oleng dan hampir saja menabrak bis yang lain, spontan seluruh penumpang berdoa dan berseru menurut agama dan kepercayaan masing-masing, ada yang memanggil nama Yesus, ada yang memanggil nama gusti Allah dll…
Memang sudah menjadi tradisi manusia, bila celaka menghampiri dirinya, maka pelarian mereka adalah Tuhan..saya yakin bahwa tidak semua orang di bis itu ber Tuhan dalam arti yang sebenarnya tekun dalam beribadah. Namun saat mendekati mau manusia bisa seketika menjadi orang yang berTuhan dan pasrah, dan mereka akan mulai terbayang-bayang lembah kematian dan merasa ngeri memikirkannya. Dan bila mereka bisa lolos dari celaka itu, maka mereka akan mengucap syukur alhamdulliah seketika itu.
Namun setelah lewat dari bahaya maut itu, mungkin dalam hitungan jam, maka mereka sudah lupa bahaya yang baru saja hampir merenggut nyawanya dan mulai kembali ke habitat lama..
Memang manusia itu tidak fair/adil..saat hidup senang, mereka lebih mengutamakan kesenangan, lebih mementingkan diri sendiri,lupa bahwa Tuhan lah yang memberi mereka kesenangan itu. Saat hidup manusia sekarat dan melarat, manusia akan berdoa siang-malam menuntut berkat-berkat Tuhan, namun bila kemudian doa mereka dijawab dan mereka lepas dari belenggu kemelaratan, sering manusia sudah lupa masa-masa sekarat mereka.
Bahkan waktu sekarat manusia mengumbar segudang janji kepada Tuhan, seolah-olah Tuhan itu anak kecil yang adem ayerm bila di janjikan sesuatu…janji-janji manis begitu merdu didengar telinga, membuat orang yang mendengarnya hanyut dalam kata-kata manis..namun suatu saat bila hidupnya diberkati Tuhan, maka satu persatu janji-janji yang pernah di umbar sudah mulai dilupakan.
Salah satu persoalan kita yang terbesar adalah kita tidak mengetahui kapan kita akan mati. Kecuali anda sudah merencanakan untuk mengakhiri hidup anda dengan cara bunuh diri. Namun tidak banyak orang yang berencana mau mengakhiri hidupnya, umumnya kita ingin hidup lama, bila perlu ingin hidup seribu tahun lagi. Namun fakta mengatakan hidup kita tidak lama dan kita tidak mengetahui sampai kapan kita akan hidup.
Oleh karena itu sebuah bahaya besar sedang menanti kita, yaitu jika kita merasa hidup kita masih panjang!!
Sebelum anda berpikir demikian mari lihat sekeliling kita, berapa banyak anak-anak kecil dan orang muda yang mati seketika…! Bukankah mereka masih muda? Ketika mereka masih hidup, bukankah mereka juga berpikiran seperti itu…?
Singkatnya adalah anggaplah hari ini adalah hari terakhir anda untuk hidup di dunia ini.
Sebuah kisah nyata tentang seorang pimpinan di sebuah perusahaan yang tidak bahagia hidupnya. Sekalipun uangnya banyak namun semua itu tidak membuat hidupnya lebih baik. Hingga suatu ketika sang pimpinan ini merasa hidup ini tidak ada artinya dan bertekad untuk bunuh diri. Lalu dia menghubungi anak buahnya dan merekapun pergi kedukun untuk meminta ramuan bunuh diri, seba dia ingin mati dengan merasa tidak sakit.
Lalu sang dukun memberi ramuan dalam sebuah botol air minum dan menganjurkan untuk meminum ramuan itu setiap hari dan setelah 7 hari maka dia akan mati. Kemudian pimpinan ini pulang dan melakukan semua saran dukun tersebut.
Keesokan harinya, sang pimpinan ini datang kekantornya dengan sebuah perubahan hidup yang luar biasa. Semua karyawanya heran melihat perubahan pimpinan mereka yang sangat ramah dan murah senyum, yang sebelumnya galak dan suka marah-marah.
Perubahan hidupnya terjadi lantaran dia menyadari bahwa tidak lama lagi dia akan mati, dan sisa hidupnya yang sudah singkat itu dia gunakan untuk berbuat baik supaya kalau dia mati dapat dikenang sebagai orang baik. Namun semakin dia ramah, murah senyum dan senang berbuat baik, maka semakin dia merasakan nikmatnya hidup itu. Akhirnya diapun menyesal karena meminum ramuan yang akan menyebabkan dia akan mati.
Menjelang satu hari lagi dia akan mati, maka pimpinan inipun pergi ke dukun tadi untuk meminta penawarnya. Dia mengatakan bahwa hidup itu nikmat jadi dia tidak mau mati. Dengan tersenyum, sang dukun menjelaskan bahwa ramuan yang dia berikan itu bukanlah racun, namun itu hanya air biasa yang tidak ada efek apa-apa.
Sejak saat itu, orang ini berubah total hidupnya..
Jika kita menganggap hari ini adalah hari terakhir kita hidup diatas dunia ini, dan boleh jadi itu benar, maka segala perbuatan kejahatan kita akan tinggalkan, dan kita akan hidup lebih dekat kepada Tuhan.
- Hutang-hutang akan dilunasi
– Perselisihan akan diselesaikan
– Kebencian akan dilenyapkan
– Perdamaian akan dilakukan
– Hasil korupsi dan penipuan akan dikembalikan
– Dll….
Namun kebenaran yang sesungguhnya adalah bukan karena kita akan mati lalu hidup kita berubah, melainkan hidup atau mati selalu dekat kepada Tuhan.
Firman Tuhan mengatakan:
Amsal 27:1 Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.
Pengkhotbah 9:12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba.
Oleh sebah itu, nasehat firman Tuhan yang harus kita dengarkan adalah:
Luk 21:34 “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
1Th 5:3 Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman–maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin–mereka pasti tidak akan luput.
Kita tidak tahu kapan ajal menjemput hidup kita, oleh karena itu marilah kita hidup dengan benar dihadapan Tuhan dari hari kehari dan siap sedialah kapan saja, dimana saja jika sesuatu terjadi kepada kita.
(depanministry)