Orang Kristen telah menyerukan keadilan bagi Shahbaz Bhatti dalam peringatan setahun kematiannya. Menteri Minoritas Pakistan ini ditembak mati oleh orang bersenjata di Islamabad tepat setahun yang lalu. Pembunuhnya sampai saat ini belum ditangkap dan kredibilitas penyelidikan polisi yang sedang berlangsung telah dipertanyakan oleh kelompok hak asasi Kristen, termasuk Aliansi Minoritas Seluruh Pakistan (APMA) yang didirikan oleh Bhatti.
Mervyn Thomas, chief executive dari Christian Solidarity Worldwide, memuji komitmen Bhatti dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan menjadi kenyataan bagi kaum minoritas Pakistan.
“Kita menghormati teman kita Shahbaz, yang sangat kita rindukan, simpati dan doa-doa kami bagi seluruh keluarga dan teman-temannya saat ini. Kita terinspirasi akan komitmennya baik sebagai aktivis akar rumput dan politisi, juga termasuk imannya. Sangat penting agar penyelidikan atas pembunuhannya mencapai kesimpulan yang memuaskan, tidak hanya bagi keadilan dan menghormati kenangan atas Shahbaz sendiri, namun juga untuk menegaskan bahwa aturan hukum masih berlaku di Pakistan. Yang dipertaruhkan adalah kemampuan dan kemauan dari negara Pakistan untuk berdiri melawan mereka yang mengambil keadilan dengan tangan mereka sendiri, termasuk mereka yang menargetkan kelompok agama minoritas dengan sebuah keyakinan bahwa mereka tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya.”
Sebuah upacara peringatan diadakan di kampung halaman Bhatti di Khuspur, Punjab. Komunitas Kristen Pakistan Inggris akan menyelenggarakan konser London dan berparade menentang penghujatan dalam mengenang menteri yang dibunuh ini. Acaranya sendiri akan diadakan pada 10 Maret mendatang.
Kepala Gereja Katolik Roma di Skotlandia, Kardinal Keith O’Brien, memberikan penghormatan kepada politisi ini dalam sebuah pesan yang akan dibacakan dalam rapat umum di Trafalgar Square. Dalam pesan penghormatan tersebut, ia menyebut Bhatti sebagai ‘pahlawan luar biasa yang warisannya harus hidup di dalam kehidupan setiap kita.’
“Panggilan kebebasan beragama merupakan salah satu hal yang diperjuangkan olehnya dan siapapun yang mementingkan martabat kemanusiaan pasti akan mendengarkan perkataannya.”
Kematian Bhatti, satu-satunya menteri beragama Kristen di parlemen Pakistan, menjadi pukulan besar bagi minoritas Kristen di negara itu yang mengaguminya sebagai advokat yang tidak mengenal takut memperjuangkan hak-hak mereka. Bhatti bersifat vokal dalam menentang hukum penghujatan Pakistan, yang membuat penghujatan sebagai sebuah tindakan kriminal yang dihukum dengan hukuman mati atau penjara.
Kelompok HAM telah berulangkali menyerukan agar hukum tersebut dicabut, dengan mengatakan bahwa undang-undang itu telah disalahgunakan untuk merebut tanah dan properti dari kaum minoritas.
Nasir Saeed, Koordinator Inggris dari Pusat Bantuan dan Penyelesaian Hukum, yang menyediakan dukungan hukum gratis kepada para korban Kristen Pakistan yang dituduh menghujat, memuji keberanian Bhatti dan berseru kepada pemerintah Pakistan untuk memenuhi kebutuhan kaum minoritas Pakistan.
“Warisan Shahbaz Bhatti terus menginspirasi orang Kristen di seluruh dunia saat ini. Ia menolak untuk mundur dari perjuangannya menuntut reformasi terhadap undang-undang penghujatan, meskipun ia tahu bahwa hal ini menempatkan hidupnya dalam bahaya,” ujarnya.
“Pemerintah Pakistan tidak boleh membiarkan kematiannya menjadi suatu hal yang sia-sia, tetapi harus membawa pembunuhnya ke pengadilan dan mengambil langkah untuk memastikan bahwa hukum negeri ini melindungi kehidupan semua warga negara, bukannya menutup mata ketika hukum disalahgunakan untuk menyebabkan kesulitan dan penderitaan bagi beberapa orang. Saya berharap dalam peringatan setahun kematian Shahbaz Bhatti, pemerintah Pakistan mengambil waktu untuk merefleksikan diri ingin menjadi negara seperti apakah Pakistan sebenarnya. Dan Pakistan seharusnya melakukan berbagai macam cara untuk memastikan bahwa darah Bhatti adalah yang terakhir untuk ditumpahkan karena ekstrimis introleran terlalu lama melancarkan kekacauan di negara ini.”
(christiantoday)