Menu Sirip Hiu |
Hiu adalah salah satu dari makhluk hidup yang paling mengagumkan. Mereka dianggap penting dalam industri pariwisata karena hiu adalah makhluk agung nan indah. Sayangnya kita hanya mengetahui dan memahami sedikit tentang mereka. Hiu menjaga ekosistem laut agar tetap sehat dan bio-diversifikasi karena mereka adalah salah satu predator puncak di lautan (selain paus pembunuh). Indera mereka telah berkembang pesat dan dapat mendeteksi bau darah berkilometer jauhnya.
Menurut statistik global, sekitar 10 orang meninggal dari serangan hiu per tahun. Namun 100 juta hiu juga dibunuh oleh orang-orang serakah untuk dikonsumsi, terutama sirip mereka yang dimasak untuk salah satu hidangan Asia yang terkenal: sup sirip hiu. Ironis. Tragis. Hewan yang mengagumkan ini harus sekarat karena ulah tangan manusia serakah yang hanya memikirkan harta dan kemewahan.
Mengapa Penyebab Utamanya Sup Sirip Hiu?
Hidangan ini dikenal sebagai tanda kemakmuran dan kehormatan di Asia, dan banyak dihidangkan terutama di restoran Cina, biasanya selama pernikahan di mana hidangan menunjukkan status seseorang dalam masyarakat. Sirip hiu ini juga diklaim masyarakat bahwa sirip hiu bermanfaat sebagai obat dan dianggap makanan yang bersifat afrodisiak (penambah gairah).
Namun, sirip hiu pada kenyataannya tidak memiliki rasa khas, bahkan nilai gizinya hampir tidak ada. Tekstur sirip hiu asli juga tidak terlalu berbeda dengan sirip hiu palsu. Rasa pada masakan berbahan dasar sirip hiu sendiri berasal dari penambahan bahan lain seperti jamur, garam atau cuka dan daging dari kepiting ataupun ikan.
Mengapa Hiu Harus dilestarikan?
Karena permintaan sirip hiu yang tinggi pasar global maupun pasar gelap, hiu diburu tanpa aturan. Mereka yang tertangkap, siripnya dipotong dengan pisau dan tubuh mereka yang masih hidup, dilemparkan kembali dengan sadis ke laut. Tanpa sirip, cepat atau lambat mereka pasti akan menemui ajal mereka. Ternyata manusia itu sungguh biadab. Mereka sendiri yang mengatakan bahwa hiu adalah pemangsa yang buas. Padahal mereka sendiri adalah pembunuh berdarah dingin yang tak punya nurani!
Hiu telah mengalami penurunan jumlah populasi yang sangat tajam selama 2-3 dekade terakhir. Selain kegiatan penangkapan hiu yang berlebihan, polusi, penghancuran habitat hiu, dan aktivitas kejam lain seperti berburu hiu (di mana orang berburu hiu untuk olahraga) mengancam populasi hiu global. Akibat hiu yang menghadapi kepunahan, peran mereka sebagai predator puncak akan langsung berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem laut. Karena jumlah hiu yang lebih sedikit, jumlah ikan pemakan fitoplankton akan meningkat. Otomatis jumlah populasi fitoplankton akan menurun drastis. Padahal fitoplankton merupakan penghasil oksigen terbesar bagi bumi, sekitar 50-70%. Tentu hal ini akan mempengaruhi kehidupan kita karena kekurangan pasokan oksigen dari lautan.
Selain itu, hiu lambat untuk bereproduksi dan memiliki predator alami yang tidak sedikit saat hiu masih bayi. Anakan hiu memerlukan waktu 7-12 tahun untuk mencapai kematangan seksual dan hiu betina hanya menghasilkan segelintir bayi dalam setahun (kadang-kadang hanya 2 bayi). Ini juga diakibatkan sifat kanibal bayi hiu saat masih dalam rahim sang ibu dengan memakan saudaranya sendiri agar dapat bertahan hidup .
Melalui gerakan global, didukung oleh masyarakat dan media, semuanya dapat mengambil banyak langkah yang memungkinkan untuk mencegah kepunahan hiu. Setiap orang pasti dapat memainkan peran untuk membantu menyelamatkan hiu.
ANDA bisa:
a) Stop memakan / mendukung pembuatan produk olahan ikan hiu. Pembunuhan hiu akan berhenti jika permintaan berhenti.
b) Meningkatkan kesadaran tentang peran hiu dalam ekosistem dan konservasi kepada keluarga dan teman.
MASYARAKAT dapat:
a) Berhenti menangkap ikan hiu yang tidak perlu.
b) Mendidik diri sendiri dan orang lain tentang hiu.
c) Bergabung dengan organisasi yang mendukung anti-perburuan hiu.
PEMERINTAH dapat:
a) Meningkatkan pariwisata bertanggung jawab dengan objek utama hiu.
b) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan kerugian perburuan hiu.
c) Mengadakan hukum larangan / pajak berat / mengatur pemanenan hiu agar populasi hiu dapat kembali berkembang.
(WWF)