Pihak berwenang di selatan Laos telah menangkap dan menahan lima umat Kristen ketika mereka melangsungkan ibadah. Pihak berwenang telah menjatuhkan tuduhan tentang “memimpin gerakan keagamaan tanpa adanya persetujuan”, demikian dilaporkan kelompok Human Right Watch for Lao Religious Freedom (HRWLRF)
Lima umat Kristen dari daerah Palansai sedang menghadiri pelayanan ibadah di dekat Desa Boukham. HRWLRF mengidentifikasikan lima orang tersebut bernama : Phoose (L), Viengsai (L), Alee (P) yang berasal dari Desa Phosai; Poon (P) yang berasal dari Desa Pone dan Narm (P) berasal dari Desa Natoo.
Sebelumnya mereka telah menghadiri banyak pelayanan ibadah di Boukham, Provinsi Savannakhet, tanpa campur tangan dari pihak berwenang. Jemaat Gereja Boukham bertemu di rumah-rumah mereka, seperti yang dilakukan umat Kristen di desa-desa lainnya.
Aparat secara tegas menentang kelompok kecil yang bertemu di luar naungan Lao Evangelical Church (LEC) yang disetujui oleh pemerintahan Laos, tetapi banyak umat Kristen yang lebih suka bertemu di gereja rumah, dengan alasan adanya pengawasan yang ketat terhadap kegiatan LEC. “Inilah keadaan Laos saat ini, “ kata seorang pendeta yang namanya tetap kami rahasiakan. Banyak hal-hal yang dapat berubah hari- hari ini, dan situasi di Negara ini tetap sangat sulit untuk umat Kristen.
(Opendoors)