Lubang di Hati

Ada seorang anak, bernama Gil. Gil saat ini usianya 14 tahun. Gil, layaknya anak-anak lain,adalah anak yang lucu. Namun satu yang menjadi masalah, bila ia merasa tersinggung, maka kata-kata pedas akan melayang.


Sang ayah kebingungan, bagaimana ia harus mendidik Gil agar tidak lagi mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan. Akhirnya sang ayah membuat perumpamaan. Ayah meminta Gil untuk menancapkan sebatang paku ke pagar kayu setiap ia melayangkan kata-kata kasar.


1 bulan telah berlalu. Cukup banyak paku yang tertancap. Lalu sang ayah mengubah permainan. Sekarang Gil harus mencabut paku yang telah tertancap setiap setelah melayangkan kata-kata tajamnya.


Singkatnya, paku-paku telah tercabut semua. Lalu sang Ayah memanggil Gil dan berkata, "Gil, coba lihat pagar kayu kita. Berlubang bukan?". Gil mengiyakan.
Kata sang ayah lagi, "Begitu juga dengan kata-kata yang kita ucapkan, terutama kata-kata yang buruk. Akan meninggalkan lubang di hati lawan bicara kita."


Bagaimana dengan Anda.. Apakah Anda ingin meninggalkan luka pada hati lawan bicara Anda? Apakah tidak lebih baik bila kita berbicara hal yang jauh dari gosip, hal yang positif dan membangun. Sukses selalu.
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit