Gempa 8,9 pada skala Richter yang mengguncang dan mengakibatkan terjangan tsunami di bumi Sakura Jepang mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia dan warga Jepang yang selamat saat ini hidup di penampungan-penampungan. Hal yang sama tidak jauh berbeda dialami oleh warga negara Indonesia yang berada di sana.
Melalui rilis KBRI untuk Tokyo di www2.indonesianembassy.jp Tokyo, Senin (14/3) dilaporkan bahwa tim KBRI yang mengunjungi Oarai, Prefektur Ibaraki sudah berhasil menemui WNI yang terkena bencana di wilayah tersebut. Mereka tiba pukul 21.00 malam, setelah melakukan perjalanan panjang selama 7- 8 jam, dengan jarak tempuh sekitar 130 km melalui jalur umum mengingat jalur tol masih ditutup.
Tim mendapati 124 WNI di Gereja Interdominasi Injili Indonesia yang secara swadaya membuat tempat tersebut menjadi penampungan sementara. WNI yang mengungsi lebih memilih untuk tetap berdiam di gereja tersebut karena mereka mengkhawatirkan apabila ada gempa dan bencana tsunami susulan, ditambah sebagian besar kondisi tempat tinggal para WNI sudah dalam kondisi rusak dan tidak layak huni. Para WNI mendirikan dapur umum namun stok sangat terbatas dan kemungkinan hanya akan bertahan untuk 1-2 hari kedepan.
Dilaporkan juga kondisi kota gelap gulita, seluruh fasilitas pendukung seperti air, listrik dan gas terputus. Tim KBRI juga membawa logistik makanan dan selimut, namun untuk ke depannya belum bisa dipastikan apakah bantuan dari pemerintah setempat bisa segera diperoleh. Hal lain yang juga dikhawatirkan para pengungsi adalah aliran listrik dan sarana komunikasi yang belum pulih di wilayah Oarai.
Source : Berbagai Sumber/DPT