Sejarah kedelai Catatan pertama mengenai kedelai terdapat dalam jurnal Chinese Materia Medica yang ditulis oleh Kaisar Sheng Nung tahun 2838 SM. Disebutkan bahwa tanaman kedelai liar (Glycine ururiencis) adalah jenis kedelai pertama yang tumbuh di daerah Manchuria (daratan Cina).
Dari Cina, tanaman kedelai merambah hingga ke Jepang (abad ke-6) dan Eropa (abad ke-17). Di Indonesia, tanaman kedelai mulai dibudidayakan untuk bahan pangan dan pupuk hijau sejak abad ke-17. Kandungan Gizi Kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat. Susunan asam amino pada kedelai lebih lengkap dan seimbang. Kedelai sangat berkhasiat bagi pertumbuhan dan menjaga kondisi sel-sel tubuh.
Kedelai mengandung protein tinggi dan mengandung sedikit lemak. Protein kedelai juga dibuktikan paling baik dibandingkan jenis kacang-kacangan lain. Kandungan proteinnya setara dengan protein hewani dari daging, susu, dan telur. Terlebih lagi, 25% kandungan lemak dalam kedelai terdiri dari asam lemak tak jenuh yang bebas kolesterol. Asam lemak tak jenuh ini dapat mencegah timbulnya pengerasan pembuluh-pembuluh nadi (arterio sclerosis). Kedelai juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan dapat mengurangi risiko penyakit jantung, seperti yang telah dibuktikan melalui berbagai penelitian.
Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa mengonsumsi 4 porsi makanan dari kedelai setiap hari, kadar LDL dalam darah bisa berkurang hingga 10%, yang berarti dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 20%. Selain itu, kedelai juga kaya akan asam linoleat, asam linolenat, dan lesitin. Linoleat dan linolenat adalah asam lemak esensial dari kelompok omega-6 dan omega-3, yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes. Sedangkan lesitin adalah senyawa kimia campuran fosfatida dan senyawa-senyawa lemak, yang meliputi fosfatidil kolin, fosfatidil etanolamin, fosfatidil inositol, dan senyawa lainnya. Lesitin diyakini khasiatnya sebagai obat awet muda, meningkatkan memori, dan mempertinggi daya tahan tubuh.
Tidak mengherankan, sekarang lesitin juga bisa dikonsumsi langsung dalam bentuk tablet atau kapsul lunak (soft gel). 100 gram kedelai mengandung: Vitamin A: 110 internasional unit (IU) Vitamin B: Thiamine: 1.07 miligram Niacin: 2.3 miligram Vitamin C: sedang dalam penelitian Kalisum: sedang dalam penelitian Besi: 8.0 miligram Fosfor: 586 miligram Kalium: 540 miligram Lemak: 18.1 gram Karbohidrat: 34.8 gram Protein: 34.0 gram Kalori: 331