Meski Kartini hanya hidup sampai umur 25 tahun, namun kehidupannya berbuah dan dapat dirasakan sampai sekarang, khususnya oleh wanita Indonesia. Wanita dihargai dan dipandang sederajat serta dapat memperoleh pendidikan yang sama dengan kaum pria. Selain itu dia mengungkapkan pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakit. Dia mengatakan “..Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu…”
Kartini banyak sekali membahas tentang pendidikan wanita di Indonesia dan bagaimana mereka terkukung di jaman itu sehingga wanita hanya bisa menikah di usia muda dan menjadi istri yang kesekian bagi seorang laki-laki. Perjuangan Kartini waktu itu, dapat kita rasakan sekarang. Sekarang, wanita Indonesia dapat berprofesi sebagai apa saja yang dia inginkan. Kartini-kartini jaman sekarang, juga berjuang dengan caranya sendiri. Kita sebut saja Handini.
Wanita yang pertama kali berkarir di kepolisian sejak tahun 1981 ini bercerita kepada detikcom, Rabu (20/4) tentang kebanggaannya menjadi seorang polisi wanita (Polwan) dimana diapun harus menjaga keamanan dan menghadapi ribuan massa yang berdemo, aksi bakar ban, hingga berada di tengah-tengah lemparan gas air mata. Wakapolsek Gambir, AKP Handini berkata, “Semua pengalaman bagi saya adalah hal yang menarik,” katanya.
Tentu saja, dengan bertugas sebagai penjaga keamanan, maka Handini mengenal karakter masyarakat. Dia juga melihat perbedaan antara Polwan dan polisi pada umumnya. Perbedaan tersebut terlihat dari perlakuan dan komunikasi yang diberikan kepada masyarakat karena perempuan punya kelembutan dan kepandaian menyampaikan pesan ke masyarakat.
Hal yang menarik yang pernah terjadi adalah ketika dia berhadapan langsung dengan anaknya sendiri yang tengah berdemo di depan Istana Negara. Perasaannya campur aduk. Sebagai seorang ibu, ada rasa ketakutan saat melihat anaknya berdemonstrasi dan berdiri di atas mobil. Di sisi lain, dia juga bangga anaknya bisa berbicara dan menyatakan pendapatnya.
Pesan ibu dua anak ini kepada Polwan muda adalah agar bisa menjaga diri dan tidak melupakan bahwa Polwan adalah seorang perempuan yang harus menjaga dirinya dan juga seorang ibu dari anak-anaknya di rumah. Hal ini tidak boleh dilalaikan. Di rumah, Polwan merupakan seorang wanita yang harus dapat menciptakan kondisi kondusif dan menjaga komunikasi terus terjalin dengan baik. Buat seluruh wanita di Indonesia, Handini berkata, “Pada Kartini muda, siapapun Anda tetap menjaga citranya sebagai wanita. Jaga betul nilai dan etika seorang perempuan,” tegasnya.
Perempuan yang bijak tahu betul apa jatidirinya, betapa dia begitu berharga dan kekudusan hidupnya harus terus dijaga sekaligus mencapai mimpinya setinggi mungkin sambil berharap penuh kepada Tuhan. Dalam segala tingkah lakunya, perempuan mencerminkan kelembutan sekaligus kekuatan, kebijaksanaan sekaligus cinta kasih. Selamat Hari Kartini, perempuan Indonesia!
Source : detikcom/lh3