Pembunuhan terhadap Menteri untuk Agama Minoritas Pakistan Shahbaz Bhatti yang ditembak mati oleh oknum bersenjata di Pakistan Maret lalu memang membuat banyak pihak berkabung terkhusus kepada umat Kristen yang menginginkan kebebasan dalam beribadah. Vatikan pun menilai tragedi berdarah itu sebagai perjuangan martir suci yang wajib diberi penghormatan.
Dirilis ucanews Senin (18/4) pada audiensi umum Paus Benediktus XVI menerima saudara kandung Shahbaz, Paul Bhatti, seorang doktor yang bertahun-tahun tinggal di Italia, namun kembali ke Pakistan dengan tujuan melanjutkan misi saudaranya, dan kini dirinya telah diangkat sebagai penasehat khusus untuk perdana menteri Pakistan. Audiensi itu membicarakan pandangan Shahbaz yang akan diabadikan sebagai pemikiran kebebasan beragama pada negara minoritas.
Sebagai simbol atas pemikiran Shahbaz, Alkitab yang selalu dibawa oleh Shahbaz kini berada di Roma, tepatnya di Basilika Santo Bartholomeus di Isola Tiberina. Alkitab itu disimpan pada tempat kenang-kenangan bagi para martir abad lalu. Salah satu artikel terkait dengan makna kematiannya bagi Pakistan dan dunia diterbitkan pada “La Civiltà Cattolica.” Artikel yang mencerminkan refleksi pemikiran Takhta Suci terkait kematian Shabhaz Bhatti.
Bhatti tewas ditangan tiga pria yang menembaki mobilnya, di garasi orangtuanya. Ia menjadi target pembunuhan sejak menentang Undang-Undang Anti-Penodaan Agama, yang dianggap tidak melindungi kelompok agama minoritas. Ia menuntut revisi atas undang-undang itu. Kelompok militan Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas kematian Bhatti. Menurut UU Anti-Penodaan Agama, siapa saja yang menyinggung agama berikut para tokohnya, berarti dia melakukan tindakan kejahatan dan diancam hukuman mati.
Source : ucanews/DPT