Kiprah wanita dalam kehidupan ini sudah ada sejak awal kehidupan. Meski sebagai wanita sering di anggap lebih rendah kedudukannya, namun seperti Kartini, mereka tidak berhenti berkarya dengan tulus. Diantara banyak wanita pembuat sejarah, ada 10 orang wanita dalam Alkitab yang dalam keadaan mereka yang tidak sempurna, lemah dan tidak berdaya namun mengijinkan Tuhan berkarya dalam hidup mereka dan pada akhirnya mereka menjadi pribadi yang menginspirasi dan berpengaruh. Mari kita lihat bersama hidup mereka.
Hawa, Ibu Semua Manusia (Kejadian 3)
Tuhan menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam dan memberikan dia kuasa yang sama : memilih apa yang baik dan buruk. Di awal cerita penciptaan kita bisa lihat pribadi Hawa yang sangat independent, dan sangat terhubung dengan dunia di sekitarnya. Dia menjelajahi taman Eden, berbincang dengan ular, membuat keputusan atas buah terlarang, dan dengan ringan membagi pengalamannya dengan Adam.
Kisah Hawa mengingatkan kita para wanita bahwa kita bisa secara bersamaan menjadi kreatif dan juga merusak. Hawa mengajarkan kita untuk hati-hati dalam membuat pilihan, dan menyelaraskan keinginan kita dengan hikmat Tuhan.
Hagar, Orang Asing Yang Diterima Tuhan (Kejadian 16:1-16; 21:1-21)
Setelah Tuhan berjanji kepada Abram akan menjadikannya bangsa yang besar, Sarai yang tidak juga mengandung memberikan kepadanya Hagar. Hati-hatilah dengan apa yang Anda minta. Begitu Hagar hamil, Sarai menyesali apa yang ia lakukan dan menganiaya Hagar. Agar akhirnya Hagar di usir ke padang gurun, budak, yang namanya berarti “orang asing” menerima sebuah pesan yang menenangkannya, “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.” Hagar kembali kepada nyonyanya yang penganiaya dengan sebuah janji bahwa keturunan anaknya akan tidak terhitung.
Jika Anda tidak mendapatkan hak Anda, dihina dan putus asa, dengarkanlah suara malaikat. Anda bisa mendengarkannya hanya dengan sebuah seruan doa.
Rahab, Pelacur Berhati Emas (Yosua 2:1-24)
Rahap, wanita yang dipandang rendah oleh masyarakatnya ini menyembunyikan dua mata-mata yang dikirim oleh Yosua, dan membantu mereka melarikan diri. Begitu melihat mereka, Rahap tahu bahwa ada sebuah kesempatan bagi baginya untuk selamat waktu itu. “Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut.” (Ayat 12-13).
Mungkin tindakannya terlihat manipulatif dengan bagaimana ia menolong para mata-mata itu untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya. Tetapi Rahap mengenali ada rencana Ilahi melalui hal itu. Dari kehidupan Rahap kita bisa belajar melihat setiap kesempatan untuk berbuat baik adalah kesempatan untuk menyelamatkan diri kita sendiri dan bahkan keluarga kita. Jadi jangan lewatkan setiap kesempatan berbuat baik yang menghampiri Anda.
Debora, Putri Ksatria (Hakim-hakim 4 & 5)
Saat itu, Debora menjadi hakim atas Israel dengan duduk di bawah pohon Palem. Seorang wanita yang memerintah Israel. Setelah 20 tahun di tindas, dia memanggil jendral militer Balak untuk membawa 10.000 prajurit dan menyerang Sisera di Gunung Tabor. Tapi Barak menjawab, “Jika engkau turut maju akupun maju.” Debora setuju, tapi ia memberi tahu Balak bahwa dia tidak akan mendapatkan kemuliaan atas perang itu jika dirinya ikut pergi. “Sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan,” nubuatan ini selain bicara tentang kemenangan yang akan dia menangkan juga menyatakan secara langsung bahwa Sisera akan mati ditangan seorang perempuan.
Debora mengajarkan bagaimana seorang wanita harus bertindak bijaksana sekalipun ia menjadi seorang pemimpin. Debora dengan rendah hati mendelegasikan tugas, namun ia juga berani mengambil tanggung jawab ketika orang yang dipimpinnya tidak mampu. Dia juga wanita berani, dan tegas dalam kepemimpinannya.
Yael, Wanita Biasa Berhati Singa (Hakim-hakim 4:17-24; 5:6,24)
Ketika pasukan Sisera terdesak, dengan terhuyung-huyung dia bersembunyi di perkemahan Yael, isteri Heber, orang Keni. Sisera tidak menduga sama sekali bahwa wanita itu loyal terhadap Israel. Yael menerima Sisera di kemahnya, memberi susu saat ia meminta air, dan menghibur dia hingga tidur. Kemudian Yael yang bertubuh kecil itu membunuh Sisera dalam tidurnya dan memenuhi nubuatan Debora.
Cerita Yael membuat kita tahu bahwa kadang-kadang seorang perempuan harus membunuh raksasa dalam hidupnya, dengan apa yang ada padanya. Tangan Yael mungkin penuh darah karena hal itu, tapi atas tindakannya yang berani itu Israel mengalami keamanan selama 40 tahun kemudian.
Ruth, Teman Yang Setia (Kitab Ruth)
Namanya Ruth yang dipercaya kependekan dari nama “retut” yang artinya teman yang menyenangkan. Dia adalah menantu dari Naomi. Naomi yang seorang janda pergi ke Moab bersama keluarganya karena kelaparan, namun kembali ke Yerusalem setelah kematian semua anaknya dan juga suaminya. Dia memberitahu teman-teman lamanya, “Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku.” Yang Naomi lewatkan adalah hadiah indah yang Tuhan berikan kepadanya: Ruth. Naomi telah melepaskan kedua menantunya untuk kembali ke keluarganya masing-masing, namun Ruth menyatakan, “bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;”
Beruntung Ruth bertemu Boaz, seorang kerabat dari suami Naomi. Ruth dan Boas akhirnya bersama, mereka memiliki putra bernama Obed, kakek Daud. Setelah itu Ruth menghilang dari cerita, untuk kemudian dikenang dalam Matius sebagai garis keturunan Yesus Kristus.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari Ruth? Ketulusan cinta dan kesetiaan akan membawa Anda kepada sebuah rencana Ilahi.
Batsyeba, Dari Hawa Nafsu Menjadi Ibu Seorang Raja
Si cantik Batsyeba, istri Uria membuat raja Israel tidak bisa menahan godaan matanya jatuh dalam sebuah rencana jahat. Negara saat itu sedang perang, Daud seharusnya bersama para prajuritnya di medan perang, tetapi raja memilih menyendiri di istananya. Dia tanpa ragu mengambil istri orang, dan Batsyeba tanpa ragu mendtangi rajanya. Namun konsekuensinya harus diterima, Batsyeba hamil dan akhirnya David membuat prajuritnya sendiri terbunuh. Nabi Nathan menyampaikan penghakiman atas sang raja. “Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya.”
Tetapi Tuhan berbelas kasihan pada pasangan ini. Sekalipun keduanya terus mengalami pencobaan, Tuhan memberkati mereka dengan memberikan Salomo. Batsyeba akhirnya dikenal bukan karena tindakannya yang salah di awal kisah hidupnya, namun juga sebagai ibu suri. Dia mengajarkan kepada kita bahwa masih ada kasih karunia bagi orang berdosa yang mau bertobat dan mau memulai hidup baru di dalam Tuhan. Untuk setiap rasa sakitnya Tuhan menyediakan penghiburan.
Ester, Ratu Yang Berani dan Bijaksana (Kitab Ester)
Ester hanyalah seorang anak yatim piatu dan dibesarkan oleh pamannya, Mordekai, hingga akhirnya dia ditakdirkan untuk menjadi bangsawan. Menyembunyikan identitasnya sebagai seorang Yahudi, Ester mengikuti kontes menjadi selir raja, dan menjalani spa selama setahun dan juga perawatan lainnya. Raja itu memang tidak terlihat pintar, namun ia tahu cara memilih seorang ratu. Raja akhirnya memahkotai Ester dengan mahkota. Hal ini baik bagi Ester hingga suatu hari Mordekai mengalami sesuatu. Mordekai memaksa Ester keluar dari zona amannya dan melakukan tindakan. Raja dipengaruhi oleh penasihatnya yang jahat, Haman untuk melakukan pembunuhan masal atas orang Yahudi. Mordekai meminta Ester untuk bertindak, sekalipun itu bisa berarti kematian bagi Ester sendiri. Tapi Ester tahu jati dirinya, dia berkata, “kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.” Akhirnya, hikmatnya menyelamatkan bangsanya.
Ester mengingatkan kita untuk tidak membatasi diri kita dalam kenyamanan yang ada, namun harus berani untuk memperjuangkan nasib kaum kita. Kita harus peduli, dan kadang kita harus mempertaruhkan segalanya untuk perjuangan kita.
Maria, Ibu Yesus (Lukas 1:26-38, 1:39-56, 2:1-7, 2:21-38, 2:41-52, 4:16-30, 8:19-21)
Banyak orang mengatakan telah menerima Yesus secara pribadi, namun tidak seorangpun menerima-Nya lebih pribadi daripada Maria, ibu-Nya. Dia benar-benar mengalami, Immanuel, Tuhan bersama kita. Firman Tuhan mengatakan bagaimana sebagai seorang perawan ita ditunangkan dengan Yusuf si tukang kayu. Kemudian Maria menerima anugrah khusus, “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya.” Yang mengesankan bukan tentang kunjungan malaikatnya, tapi bagaimana Maria berkata, “ya.”
Maria adalah murid Yesus yang pertama. Dia harus percaya pada-Nya sebelum orang lain. Imannya pada Yesus adalah hasil dari tindakan yang tidak biasa. Itu adalah anugrah. Apa yang dia ajarkan adalah kita harus melepaskan gagasan bahwa iman itu hasil kerja keras kita. Anugrah Tuhan dalam hidup kita adalah iman, yang mengerjakan dalam kita segala pekerjaan baik yang telah Tuhan rancangkan sejak bumi belum dijadikan.
Wanita Samaria di Depan Sumur (Yohanes 4:1-30)
Seperti Yesus, wanita Samaria itu datang ke sumur karena haus. Yesus ingin memuaskan rasa dahaga-Nya; demikian juga wanita tersebut. Tapi dibalik semua itu, ada cerita lain yang lebih bermakna. Yesus haus akan jiwa-jiwa, wanita ini haus akan cinta. “Beri aku minum,” demikian pinta Yesus, sebuah skandal; Orang Yahudi saat itu tidak boleh bicara dengan orang Samaria yang najis. Ketika wanita itu mempertanyakan hal ini, Yesus menjawab, “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”
Air kehidupan terdengar menarik di telinga wanita yang pernah menjadi istri dari lima suami ini, bahkan sekarang ia dengan kekasihnya yang ke enam. Dia akhirnya mengambil minuman kehidupan itu dan tidak pernah merasa haus lagi. Wanita ini akhirnya menjadi salah satu penginjil di awal ke Kristenan, dia memberitahu semua orang yang ia kenal apa yang Yesus lakukan dalam hidupnya.
Wanita Samaria ini mengajarkan kita bahwa tidak peduli sekering apapun jiwa kita, kasih Yesus bisa membuat sesuatu yang mengejutkan dan memuaskan semua dahaga kita.
Maria Magdalena, Wanita Dengan Cinta Yang Besar (Matius 27:55-56, Markus 14:40-41, Matius 28:1-9, Yohanes 20:18)
Maria Magdalena, nama ini di identifikasi oleh para teolog sebagai wanita tuna susila. Sekalipun demikian, apapun faktanya, Maria Magdalena adalah sekutu Yesus yang paling kuat. Tentunya, Yesus sebelumnya harus mengusir tujuh setan keluar darinya, atau setidaknya menyembuhkan penyakit yang tidak pernah diungkapkan detilnya, tetapi perempuan yang penuh syukur ini muncul menjadi pemimpin murid-murid perempuan dan menawarkan Yesus dukungan keuangan. Keempat injil mengutip bahwa Maria mengikut Yesus hingga akhir hidup-Nya, bahkan ketika para murid laki-laki tercerai berai. Dialah yang cukup berani datang ke makam yang dijaga prajurit, dan berbincang dengan malaikat. Dan dia juga yang pertama kali bertemu dengan Yesus yang telah bangkit. Dia menjadi rasul dari para rasul, saat dia berlari, dan memberitakan pada para pria itu kabar baik, “Aku telah melihat Tuhan.”
Dengan Maria sebagai teladan hidup kita, kita bisa mengejar hasrat kita dengan segenap kekuatan kita, tanpa takut, apapun tantangannya.
Sumber: Beliefenet.com, Claudia Mair Burney, penulis novel.