The Chronicles of Narnia: The Voyage of the Dawn Trader

Film berdasarkan pada seri ketiga dari tujuh seri novel The Chronicles of Narnia karya CS Lewis ini masih konsisten dengan tema-tema Kristen di seluruh ceritanya, seperti tentang iman, mengatasi godaan, rekonsiliasi, keselamatan dan bahkan tentang sorga.

Petualangan Dawn Trader menceritakan Edmund Pevensie (Keynes) dan Lucy Pevensie (Georgie Henley) ditemani sepupu mereka, Eustace (Will Poulter) kembali ke negeri Narnia yang penuh dengan keajaiban.

Bersetting masa Perang Dunia II di Inggris, Edmund dan Lucy sedang tinggal dengan Eustace yang suka merajuk. Saat Edmund dan Eustace berselisih, sebuah lukisan kapal di tengah samudera di ruangan rumah tiba-tiba saja menjadi hidup dan menenggelamkan Edmund dan Lucy lalu membawa mereka ke Narnia. Eustace yang sedang berada bersama tentu saja ikut terbawa.

Ketiganya segera berenang ke permukaan dan langsung bertemu kapal Dawn Treader yang berisi Pangeran Caspian (Ben Barnes) dan anak buahnya. Kisah tentang petualangan Caspian diceritakan pada film sebelumnya "The Chronicles of Narnia: Prince Caspian" yang dirilis tahun 2008. Kini, Caspian telah menjadi raja dan sedang dalam perjalanan mencari tujuh orang bangsawan Narnia yang hilang.

Para bangsawan ini memiliki pedang yang jika dipersatukan di atas meja Aslan, akan dapat membebaskan Narnia dari pengaruh jahat yang sedang menguasai. Jika di film pertama Edmund dan Lucy menghadapi Penyihir Putih (Tilda Swinton) dan kemudian Raja Miraz (Sergio Castellitto) di film kedua, di film ketiga ini kekuatan jahatnya jarang muncul. Biasanya hanya berupa kabut berwarna hijau yang bisa menguasai pikiran.

Musuh tidak berwujud yang harus dihadapi dalam film ini berupa kekuatan jahat yang ada dalam pikiran masing-masing. Namun begitu pada akhirnya ada juga wujud yang muncul, berupa monster laut menyeramkan yang bisa menghancurkan kapal.

Dalam pencarian mereka dari pulau ke pulau, Caspian, Edmund, Lucy dan Eustace bergiliran digoda oleh "roh jahat" yang berada di belakang asap. Ujian sesungguhnya bagi mereka tidak terletak dalam memerangi amukan gelombang atau monster laut tetapi memerangi keserakahan diri akan kekuasaan, kekayaan dan keindahan.

Di salah satu pulau, mereka bertemu penyihir yang membuat pernyataan profetik, "Untuk mengalahkan kegelapan di luar sana, kamu harus mengalahkan kegelapan di dalam dirimu." Ini mengingatkan pada satu ayat dari Efesus yang berbicara tentang perjuangan Kristen bukanlah melawan darah dan daging tetapi melawan roh-roh jahat di udara.

Sisi lemah Eustace muncul paling awal dan kita mau tak mau akan kasihan padanya ketika dari seorang perengek berubah menjadi makhluk naga berapi. Pengembangan karakternya adalah yang paling mendalam seperti terlihat ketika dia menang atas keegoisan serta ketakutan dan akhirnya memeluk iman dalam Aslan.

"Tidak peduli seberapa keras aku mencoba, aku tidak bisa melakukannya sendiri," kata Eustace.

Pesan penting yang diberikan film ini adalah penuturan Aslan menjelang akhir film. Edmund dan Lucy diberitahu bahwa mereka telah melampaui waktu mereka di Narnia, Aslan menasihati, "Di duniamu, aku punya nama lain. Engkau harus belajar untuk mengenalku dengan nama itu. Ini adalah alasan mengapa engkau dibawa ke Narnia, bahwa dengan mengetahui sedikit tentang aku, engkau akan tahu tentang aku lebih baik di sana."

Satu hal yang hilang dari film Narnia ketiga ini adalah kurangnya makhluk Narnia yang banyak ditampilkan dalam "The Lion, the Witch and the Wardrobe" dan "Prince Caspian". Dari sisi special effect, Petualangan Dawn Trader tetap mengagumkan dan membawa penonton pada dunia lain yang mencengangkan meski ditangani oleh sutradara yang berbeda dari seri sebelumnya.
(Hartono Tj) — dari berbagai sumber


←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit