Sebuah adat dan tradisi unik dan penuh kontroversi dari masyarakat Filipina yaitu mengadakan perjudian ketika berjaga semalam suntuk di rumah orang yang meninggal dinilai meresahkan kalangan Gereja Filipina. Bahkan beberapa pendeta mengancam tidak akan melakukan hak penguburan jika para pelayat di tempat duka ketahuan berjudi
Sorotan dan ancaman itu dibuat oleh Pendeta Valentine Dimoc dari Saint Mary Magdalene Parish. Pendeta itu menegaskan beberapa waktu lalu pihak berwenang di kota Lagawe, Pilipina utara telah mensahkan suatu ketentuan yang melarang perjudian di acara jaga pemakaman, namun pejabat-pejabat dan polisi setempat enggan menerapkan ketentuan tersebut. Perjudian dengan main kartu di kegiatan berjaga seperti itu merupakan suatu tradisi di Pilipina yang berpenduduk mayoritas pemeluk Katolik.
Berdasarkan undang-undang Pilipina, perjudian di publik selain kegiatan yang dioperasikan negara seperti kasino adalah dilarang, kecuali pada acara jaga di tempat orang meninggal di mana para pelayat boleh jadi bertaruh dalam permainan kartu. Yang menggelikan bagian dari taruhan itu disisihkan buat keluarga duka untuk menutupi berbagai biaya mereka.
Namun kini tradisi berjaga dieksploitasi oleh sindikat yang melakukan jaga tipuan. Dengan sedikitnya peluang untuk melakukan perjudian legal dikarenakan pembatasan ketat permainan, sindikat judi selama ini telah diketahui memanfaatkan acara berjaga tipuan, lengkap dengan sesosok mayat yang disewa untuk menggelar sesi-sesi perjudian.
Dirilis cbcponline.net, berdasarkan ketentuan gereja, misa pemakaman tidak akan diadakan bagi anggota jemaat yang meninggal, yang para sanak keluarganya mengizinkan perjudian selama masa berjaga. Ketentuan baru tersebut adalah sikap pihak gereja, sebagai respon terhadap isu sosial dan moral di sebuah tempat tertentu.
Source : cbcponline.net