Jangan pernah merasa malas berusaha walau melihat kenyataan hidup yang teramat sulit kita hadapi. Susahnya hidup ini sering membuat manusia merasa putus asa dan malah mengingkari apapun yang telah Tuhan berikan pada kita walau seringkali pemberian Tuhan tidak sesuai dengan keinginan kita.
Walau kondisinya sangat susah karena penyakit yang diderita, wanita ini tetap tegar menghadapi kenyataan hidup
Setidaknya itulah pesan utama yang ingin ruaghati.com sampaikan dalam posting kali ini. Betapa tidak setelah melihat foto seorang wanita di Thailand ini, kita seakan diingatkan untuk tetap tegar dan optimis dalam menjalani hidup ini sesulit apapun. Ini adalah foto seorang ibu yang wajahnya rusak parah karena serangan tumor ganas (neurofibromatosis).
Walaupun tumor ganas tersebut hingga kini masih bersarang di wajahnya, dan wanita ini sendiri tidak mengetahui akan seperti apa ujung cerita perjalanan hidupnya, namun sikap optimis tetap saja ada dalam dirinya. Keadaanlah yang membuat semua ini. Mau berobat tidak ada biaya, sementara untuk terus bertahan hidup mereka harus tetap mendapatkan penghasilan. Dan wanita ini tidak mau berpangku tangan dengan belas kasih orang lain dengan cara meminta minta.
Tidakkah kita malu melihat keadaan wanita yang tegar ini, sering kita mengeluh dengan keadaan yang kita alami dan putus asa, padahal wanita ini tetap tegar menghadapi kenyataan hidup yang sangat sulit dengan tetap berusaha
Baginya hidup harus tetap dijalani, sesulit apapun. Wanita ini tetap berusaha dengan menjual kue-kue jajanan setiap harinya walau tidak ringan beban derita yang harus dia rasakan akibat dari penyakitnya ini. Mari kita berikan cukup do’a pada wanita ini semoga Tuhan memberikan kesembuhan dan jalan terbaik baginya, semoga ketabahan dan kesabaran serta kemudahan ada pada dirinya.
Mari sobat kita semangat dalam menatap hidup ini, sesulit apapun dan dalam kondisi apapun. Pasti Tuhan punya rencana terbaik bagi diri kita, bukankah demikian?
Sayang banyak diantara kita yang sebenarnya punya kekuatan dan kelebihan namun dengan sadar kita mematikan anugerah kekuatan tersebut dengan memiskinkan jiwa kita, hanya sebagai peminta-minta, mengharapkan belas kasih tanpa dibarengi usaha keras. Bahkan tidak sedikit punya wewenang dan kekuasaan namun masih memelihara sifat dan mental peminta-minta untuk berharap pemberian dari orang lain. Bukankan memberi lebih mulia dari menerima.
sumber : ruang hati