Anders Breivik, Teroris Kristen Yang Mengguncang Norwegia

Norwegia, negara ini dikenal sebagai Negara anti kekerasan dan juga rutin menggelar penganugrahan Nobel Perdamaian Dunia. Sebelum tragedi serangan bom dan penembakan Jumat, 22 Juli 2011 sebuah pemandangan yang umum jika Perdana Menteri Jens Stoltenberg pergi bekerja naik kendaraan umum atau menteri senior berjalan di jalan-jalan Oslo tanpa didampingi pihak keamanan.

Namun kini semua itu berubah, karena tindakan brutal seorang pria bernama Anders Behring Breivik. Pada Jumat lalu Breivik meledakkan sebuah bom berkekuatan besar di kota Oslo, dan dua jam setelah bom meledak ia melakukan aksi penembakan di Pulau Utoya, sekitar 30 kilometer dari Oslo. Akibat aksi sadis tersebut, 93 orang dinyatakan tewas, dan 4 orang masih dinyatakan hilang.

Yang memprihatinkan, Breivik adalah seorang Kristen ekstrim yang anti-islam, anti – arxisme, anti-imigran dan anti-mutikulturalisme. Singkat kata, pemuda berusia 32 tahun ini dipenuhi dengan kebencian kepada banyak hal. Dia menyebut dirinya bagian dari “Knights Templar” yang mengarah pada sebuah organisasi yang muncul pada abad pertengahan dan melakukan Perang Salib.

Menurut pengacaranya, Breivik menyatakan bertanggung jawab penuh atas serangan teror yang ia lakukan. Penurut penyelidikan polisi, pria yang memiliki sebuah peternakan kecil di luar kota Oslo tersebut telah merencanakan aksinya hampir selama 2 tahun. Semua persiapannya itu tertulis dalam sebuah dokumen setebal 1500 halaman.

Breivik bahkan menuliskan apa yang ia lakukan dalam 80 hari terakhir dalam sebuah diary. Di tanggal 11 Juni lalu dia menuliskan bahwa dirinya berdoa untuk pertama kalinya setelah lama tidak berdoa untuk menjelaskan kepada Tuhan alasannya melakukan semua itu, yaitu untuk memastikan aliansi Marxisme-Islamis agar tidak mengambil alih Eropa dan membuat orang Kristen Eropa musnah dalam waktu 100 tahun kedepan, untuk itu ia harus memastikan para pejuang untuk melestarikan Kristen Eropa menang.

Sayangnya, sekalipun Breivik seorang Kristen, jelas terlihat ia tidak memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan. Jika saja ia membangun hubungan yang benar dengan Tuhan, yaitu dengan berdoa dan merenungkan firman Tuhan sebagai bagian hidupnya sehari-hari, tentu ia tahu bahwa Tuhan tidak menghendaki ia melakukan tindakan yang sadis seperti yang ia telah lakukan.

Rasul Paulus pernah berkata kepada jemaat di Efesus, “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Efesus 6:12). Untuk itu sama sekali tidak dibenarkan melakukan tindakan terorisme dengan mengatasnamakan Tuhan. Yesus sendiri tidak pernah meminta umat-Nya mengangkat senjata dan membela nama-Nya, Dia meminta agar umat-Nya pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya dengan cara menceritakan dan membagikan kasih-Nya.

Source : Berbagi Sumber/VM
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit