Interpretasi ilmiah mengenai terbelahnya Laut Merah pada jaman Musa sedang menjadi perbincangan hangat. Sejumlah peneliti di Amerika mengungkapkan penjelasan ilmiah disertai simulasi komputer bagaimana Laut Merah dapat terbelah.
“Simulasi tersebut hampir cocok dengan bukti pada rombongan Musa,” kata pemimpin penelitian itu, Carl Drews dari NCAR. Dikatakan bahwa angin yang sangat kencang dapat menghempaskan air laut hingga membuat jalur yang aman untuk dilalui. Drews dan kelompoknya meneliti tentang angin topan yang berasal dari Samudera Pasifik menciptakan badai besar yang dapat menghempaskan air di laut dalam.
Kelompoknya menunjukkan adanya bentuk lekukan tanah yang berbeda di kawasan selatan Mediterania yang diduga sebagai tempat penyeberangan Musa dan rombongan.
Mendengar hal ini sebagian orang memandang terbelahnya Laut Merah hanyalah fenomena alam biasa yang membuktikan tidak adanya campur tangan Tuhan pada kejadian tersebut. Sebagian lagi mempertanyakan kebenaran analisis ilmiah ini, ‘apakah mungkin Musa dan rombongan dapat menyeberang bila ada angin yang sangat kencang bertiup? Bagaimana penjelasana ilmiah yang membuat mereka tidak terbang tertiup angin badai tersebut?’
Sebelum interpretasi ilmiah tentang angin ini, sebelumnya juga pernah diungkapkan adanya gempa maha dahsyat yang menyebabkan terbelahnya Laut Merah (lihat artikel Gempa Dahsyat Membelah Laut Merah).
Baik interpretasi mengenai gempa ataupun angin, keduanya memang belum memiliki kejelasan pasti dan kita memang tidak akan pernah melihat dengan mata kepala sendiri untuk mempercayai mukjizat terbelahnya Laut Merah karena kejadian tersebut sudah lama berlalu sebelum kita lahir ke dunia ini. Namun firman Tuhan mengatakan, “… . Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yoh 20:29) (RJH)
sumber : charismaindonesia