Selang satu minggu setelah peristiwa berdarah di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Solo, pada Minggu (2/10) lalu gereja tersebut menyelenggarakan kebaktian seperti biasanya.
Ibadah yang dikawal ketat oleh pihak kepolisian dan juga anggota Banser NU tersebut berlangsung dengan baik dan hikmat.
“Jemaat tidak berkurang. Bahkan sekilas malah tambah banyak,” demikian ungkap Pendeta Jonathan Jap Setiawan seusai kebaktian kepada wartawan.
Pada Minggu, 2 Oktober 2011 tersebut, gereja yang berkapasitas 3000 jemaat tersebut tampak dipenuhi jemaat. Ibadah berlangsung tiga kali, yaitu pada pukul 06.00 pagi, 09.00 pagi dan 17.00 sore.
Dalam kotbahnya, Pendeta Jonathan juga menyampaikan kepada jemaat bahwa peristiwa pemboman yang terjadi di gereja tersebut minggu lalu adalah tindakan kriminal murni, tidak berhubungan dengan persoalan agama, hanya ulah beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab.
Pada minggu lalu, pihak kepolisian Surakarta menurunkan 400 personel khusus untuk mengamankan sekitar 50 gereja yang ada di kota tersebut. Setiap gereja dijaga sekitar 5-10 personel polisi, sedangkan untuk GBIS Kepunton sendiri mendapat perlakuan khusus dengan dijaga oleh satu peleton polisi atau 30 personel. Daerah Surakarta sendiri saat ini masih dalam status waspada, sehingga polisi masih melakukan berbagai pengamanan ketat di kota tersebut, terlebih lagi baru beberapa waktu lalu dilaksanakan event internasional Pertemuan Parlemen se-Asia.
Source : Tempo Interaktif/Puji Astuti