Kelompok Preman Menyerang Gereja di Vietnam tengah

Polisi Mendukung Kelompok Preman Menyerang Gereja di Vietnam Tengah
Ayah dari seorang Pendeta dan beberapa kerabatnya terluka serius akibat peyerangan setelah ibadah Minggu.

Jakarta, 4 November, disadur dari berita Compass Direct – Kelompok preman diperintahkan oleh pemerintah lokal untuk menyerang seorang pendeta dan keluarganya dengan batangan besi dan tongkat kayu di Vietnam Tengah pada 23 Oktober. Serangan ini mengakibatkan beberapa orang terluka parah.

Pada hari Minggu yang sama, pihak berwenang setempat menghentikan pelayanan di dua gereja rumah di desa Phu Quy dekat Tam Ky, Provinsi Quang Nam, sebuah kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang menyerang ayah dan anggota keluarga Pendeta Thien An, yang terkunci dalam ruangan, menurut para saksi mereka yakin para penyerang berupaya berniat untuk membunuh mereka.

Polisi telah mengunjungi rumah tersebut seminggu sebelumnya untuk "menyelidiki" gereja rumah, yang sudah melakukan pengajuan izin sebanyak dua kali dan masih tetap ditolak. Anggota Gereja mengungkapkan dengan tegas "bahkan seorang anak" bisa mengetahui hubungan antara kelompok tersebut dengan aparat yang mengacaukan ibadah mereka pagi itu.

Sebelumnya, Pendeta Thien mengatakan kepada petugas bahwa dia akan bertemu mereka setelah ibadah, tetapi mereka tetap menerobos masuk ke pertemuan dan menarik steker pada sistem suara, menurut surat yang didistribusikan di Internet oleh Pastor Thien kepada ‘semua orang di dunia yang memiliki hati nurani’ : Ketika anggota gereja protes, seorang petugas berteriak dan mengancam akan memukul ayahnya.

Laporan itu mengatakan bahwa pukul 1 siang pada hari yang sama, sekitar 20 kelompok preman, yang bertubuh besar dan bertato datang ke gereja rumah ketika hanya ada pendeta dan keluarga besarnya saja di rumah. Yakin bahwa kelompok itu datang untuk membunuh pendeta, keluarganya mendesak dia untuk mundur ke sebuah ruangan yang aman dan terkunci.

Tanpa ragu kelompok tersebut memukul ayahnya, dan kerabatnya yang berusaha membela pendeta dan keluarganya, termasuk seorang anak bayi yang masih berusia satu minggu, keluarga ini terus berdoa bahkan saat mereka mengalami kekerasan. Akhirnya kelompok tersebut pergi menggunakan sepeda motor, serta mengancam untuk kembali dan meratakan rumah itu serta membunuh mereka.

Selama serangan itu, Pendeta Thien menelepon empat tingkat polisi dan pejabat keamanan, tetapi tidak satupun menjawab. Setelah kelompok itu pergi, ia memanggil kepala kepolisian provinsi dan mereka menjanjikan akan mengadakan penyelidikan.

Setelah diinformasikan melalui telepon, jemaat bergegas ke rumahnya untuk berdoa bersama. Saat keadaan dirasa tenang, mereka pulang sore hari. Tetapi pada pukul 20.30 mereka kembali dikagetkan oleh suara tembakan dan pecahan kaca.



Pendeta Thien sangat ingin membela keluarganya, tetapi keluarganya menahannya untuk keluar dan untuk mengatakan bahwa dia adalah target utama mereka. Orang-orang yang memegang jeruji besi dan tongkat kayu dengan ganas menyerang ayah Pendeta Thien dan beberapa orang lain di luar ruangan di mana pendeta dan keluarganya terkunci, sebagian dari mereka berjaga-jaga diluar rumah.

Kelompok ini menghancurkan kaca pintu ruangan tersebut, tapi ayah, paman dan adik Pendeta Thien berhasil menangkis penyerang, yang akhirnya mundur. Panggilan ke berbagai kantor polisi selama serangan ini juga tidak dijawab.

Foto yang diambil setelah serangan ini dan diposting di YouTube dan menunjukkan luka di kepala pada pembela, darah di lantai dan jendela yang pecah. Mereka juga merekam, doa-doa mereka untuk keadilan. Saudara Pendeta Thien terjatuh sesaat setelah kelompok ini mundur dan diduga ia akan tewas, namun lima menit setelah pendeta berdoa untuknya ia kembali siuman.

Pihak Polisi baru-baru ini memanggil pendeta dan memperingatkan bahwa jika ia terus mengadakan ibadah, mereka tidak akan bertanggung jawab jika kembali diserang.
Pendeta Thien tetap akan melanjutkan gerejanya dan terus mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mendapatkan ijin resmi beribadah.
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit