Kadang-kadang jadi bintang yang dibicarakan dunia lahir dari kejadian tak terduga yang berlangsung hanya sedetik. Pengalaman itulah yang menimpa Dylan Colaci, 14 tahun.
Aksi Dylan sebagai ball boy di Australia Open pada Kamis (26 Januari 2012) kemarin boleh dibilang menenggelamkan hasil pertandingan Rafael Nadal (peringkat dua dunia) dan Roger Federer (peringkat tiga dunia). Usai pertandingan di babak semifinal itu, berita yang menyebar justru mengenai kegesitan seorang ball boy yang bertugas di lapangan saat itu. Bahkan setelah pertandingan yang berlangsung di Rod Laver Arena, wartawan Australia ramai-ramai mewawancarai Dylan di luar gedung pertandingan.
Dalam satu kesempatan di set ketiga, Federer gagal melepaskan serve sempurna dan dinyatakan keluar oleh wasit. Bola yang sudah tanggung dikembalikan Nadal ke arah Federer itu dengan sigap dipukul keluar lapangan oleh Federer dengan lumayan keras dan mengarah ke Dylan yang jongkok di samping net. Saat itu Federer memang sudah memegang bola lain untuk serve keduanya.
Bola yang meluncur itu ditangkap satu tangan oleh Dylan dengan posisi seperti seorang pemain kriket menangkap bola. Tubuhnya melayang dengan lentur namun segera kembali pada posisi semula. Penonton yang tak menduga gerak refleks Dylan spontan memberi applause bahkan komentator yang memandu acara itu sampai membandingkan Dylan dengan pemain kriket kenamaan Australia Ricky Ponting dan menyebutnya "The Next Ricky Ponting".
Nadal berhasil menundukkan Federer 6-7 (5), 6-2, 7-6 (5), 6-4 dalam waktu 3 jam 39 menit. Namun justru Dylan yang memenangkan perhatian publik. Tak hanya di lapangan itu, ketika video Dylan menangkap bola diunduh ke Youtube, jutaan penonton dunia melihatnya.
Dylan memang tidak serta merta jadi bintang. Meski saat ini ia lebih tertarik pada sepakbola, dulu Dylan sempat berlatih kriket yang memberinya keterampilan menangkap bola itu. "Saya tak punya banyak waktu untuk memikirkan bola itu. Saya hanya merentangkan tangan dan bola sudah berada di genggaman," katanya.
(Berbagai sumber)
