Kisah nyata ini pernah diterbitkan di sebuah surat kabar di Amerika Serikat pada akhir tahun 2005.
Ini kisah seekor paus bungkuk berkelamin betina yang terperangkap di sebuah jaring penangkap kepiting. Paus sepanjang 15 meter ini terjerat oleh perangkap yang beratnya puluhan kilo, sehingga membuatnya harus bertahan dalam posisi terperangkap. Ekor, badan, dan mulutnya terlilit tali-tali sepanjang ratusan meter.
Kebetulan ada seorang nelayan yang melihat kejadian itu, sehingga ia menghubungi sebuah kelompok lingkungan untuk meminta pertolongan. Tak lama kemudian, regu penolong tiba. Menurut mereka, kondisi paus itu sangat mengenaskan, dan satu-satu cara menyelamatkan paus itu adalah menyelam dan membebaskannya. Tapi, cara ini sungguh berbahaya karena satu sentakan ekornya bisa membunuh seorang penolong.
Selama berjam-jam regu penolong bekerja dengan pisau-pisau khusus dan akhirnya berhasil membebaskan paus itu. Ketika paus itu terlepas dari jeratan, ia berenang dengan berputar-putar penuh bahagia. Lalu, ia kembali mendekati regu penolong satu per satu. Ia menyentuh mereka, dan mendorongnya dengan lembutnya, seolah ingin mengucapkan terima kasih. Sebagian regu penolong itu berpendapat itulah momen paling indah dalam hidup mereka.
Pria yang memotong tali di bagian mulut paus menceritakan mata si paus selalu mengawasinya sepanjang waktu. Momen itu juga telah mengubah si penolong jadi pribadi yang berbeda.
Sungguh peristiwa yang mengharukan! Dari kisah ini kita kembali diingatkan betapa sudah begitu banyak binatang yang menderita karena ulah kita, manusia. Kita juga kembali diingatkan betapa binatang juga adalah makhluk hidup yang berhak memiliki hidup bebas dan layak di habitatnya. Sama seperti manusia juga pastinya memperjuangkan hal yang sama di dunia ini.
Mari, mulai sekarang kita belajar untuk mengasihi tidak hanya sesama kita tetapi juga binatang. Mungkin bisa dimulai dari binatang peliharaan kita.
(Berbagai sumber)