Chronic fatigue syndrome atau sindrom lelah kronis (SLK) sebetulnya bukan sebuah penyakit, melainkan kumpulan gejala kelelahan berat yang berlangsung dalam waktu lama (kronis). Dulu, kondisi ini disebut Myalgic Encephalopathy (ME) dan merupakan salah satu dari sekian banyak kondisi medis yang sering keliru dipahami oleh masyarakat.
Menurut para ahli, penyebab SLK tidak diketahui dengan pasti, tetapi bisa menimbulkan gejala. Beberapa gejalanya antara lain: nyeri persendian dan otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri pada leher dan ketiak (kelenjar limfe), dan penurunan daya ingat. Karena gejala-gejala yang timbul tampak umum, mirip dengan gejala flu biasa, maka sekitar 90% penderitanya tidak terdeteksi. Akhirnya, pengobatannya pun sering tak memadai. Namun, ada gejalanya yang lebih spesifik, seperti tidur tidak nyenyak dan perasaan lemas berlebihan setelah melakukan aktivitas fisik yang minim sekalipun.
Bagaimana cara mengatasinya? "Memang ada sejumlah suplemen yang diklaim mampu membantu menguatkan kelenjar adrenal, misalnya yang mengandung licorice. Namun, sebaiknya Anda tidak membiasakan diri mengonsumsi suplemen tersebut. Lebih baik Anda mengonsumsi obat yang diresepkan dokter, untuk memperkuat kelenjar adrenal. Selain itu, sebaiknya penderita SLK tidak mengonsumsi obat herbal, karena belum ada penelitian yang pasti," kata dr. Dyah A. Waluyo dari RS Kramat 128.
Lebih baik, lakukan terapi natural dengan cara menjauhkan tubuh dari penyebab stres. Misalnya, dengan konsumsi makanan sehat dan menyantap sayur serta buah-buahan segar minimal 3 kali sehari. Jagalah kondisi liver Anda dengan mengurangi makanan berlemak. Rutin minum susu sangat dianjurkan.
Vitamin C dan B (terutama B12 dan B5) amat baik bagi fungsi kelenjar adrenal. Dari penelitian, separuh penderita SLK mengalami perbaikan kondisi tubuh, setelah minum suplemen vitamin B12. Ada pula literatur yang menganjurkan terapi dengan suntikan vitamin B12. Penggunaan tablet vitamin B12 secara sub-lingual (ditempatkan di bawah lidah) juga memiliki efek serupa suntikan. Magnesium juga bisa memperbaiki kondisi pasien. (f)
Sumber : Femina