Kisah Dua Keluarga Semut

Di suatu perkebunan buah, hiduplah dua keluarga semut. Pertama, keluarga Baron Ant yang terdiri dari 100 semut dewasa dan 200 anak semut. Kepala sukunya Pak Baron yang terkenal sangat galak dan keras kepala.

Keluarga Baron tertutup dan kurang peduli terhadap keadaan lingkungan, namun keluarga ini adalah keluarga yang rajin. Setiap musim panas mereka bekerja keras mengumpulkan makanan.

Keluarga yang kedua adalah keluarga Tafon Ant yang terdiri dari 100 semut dewasa dan 50 semut anak- anak. Kepala sukunya adalah Pak Tafon. Keluarga Tafon Ant sedang menjalani program keluarga berencana.

Menurut mereka, jika memiliki anak terlalu banyak, saat musim panas semut dewasa harus kerja ekstrakeras untuk menyediakan makanan karena semut anak belum bisa bekerja mencari makan sendiri.

Keluarga Tafon Ant berbeda dengan keluarga semut Baron Ant. Keluarga ini gemar memperhatikan keadaan lingkungan. Setiap perubahan alam selalu mereka perhatikan.

Keluarga ini gemar belajar sehingga di keluarga ini terdapat beberapa semut yang ahli dalam berbagai bidang. Mereka juga menjalin persahabatan dengan keluarga binatang lain, seperti laba-laba, jangkrik, lalat, dan nyamuk. 

PADA suatu hari, kedua keluarga ini terpaksa berpindah tempat tinggal karena tempat di mana mereka biasa tinggal akan dibangun jalan. Kedua keluarga besar tersebut mencari tempat tinggal yang cocok.

Setelah berjalan beberapa lama, mereka melihat sebuah pohon yang indah warna daun dan bunganya. Pak Baron langsung berkeras bahwa pohon inilah tempat yang terbaik bagi mereka karena pohonnya terlihat nyaman untuk tempat tinggal.

Namun, menurut Pak Tafon, pohon tersebut sangat rapuh, hanya ditanam di pot kecil sehingga akarnya tidak kuat.

Pak Baron berkata, ”Ah Pak Tafon bicara seperti itu supaya kami tidak menempati pohon ini sehingga keluargamu saja yang akan pindah ke sini.”

”Pak Baron, kami tulus memberi tahu kamu. Kami juga tidak akan memilih tempat ini sebagai tempat tinggal keluarga besar karena pohon ini bukan pohon yang kuat,” jawab Pak Tafon.

DI TENGAH-TENGAH suasana yang mulai tegang, seekor lalat teman keluarga Tafon Ant datang menghampiri Pak Tafon dan memberi tahu bahwa tidak jauh dari tempat itu terdapat pohon buah besar yang rindang. Namun, mereka harus berjalan cukup jauh.

Pak Tafon memerintahkan beberapa semut dewasa memeriksa tempat tersebut. Beberapa hari kemudian mereka kembali dan membawa informasi bahwa pohon tersebut memang kuat, tetapi buah pohon tersebut tidak bisa mereka makan karena rasanya aneh.

”Apakah kamu membawa contoh buah tersebut?” tanya Pak Tafon.

”Tentu,” jawab mereka. Lalu Pak Tafon menyerahkan contoh buah tersebut kepada Bu Tafon yang terkenal pandai mengelola makanan.

Setelah diperiksa Bu Tafon, ternyata buah tersebut bisa mereka makan, tetapi harus ditunggu beberapa hari lagi karena belum matang.

SEMENTARA itu, keluarga besar Baron Ant sudah berkemas pindah ke tempat barunya dan mereka tidak memedulikan nasihat keluarga Tafon Ant.

Pak Tafon kembali menghampiri Pak Baron dan mengajak keluarga besar Baron Ant dapat tinggal bersama mereka.

Ia juga memberi tahu bahwa menurut informasi dari lalat hijau yang bernama Maktis dan nyamuk yang bernama Bella, di area sekitar pohon yang akan ditempati keluarga Baron sering terjadi banjir. Jika terjadi banjir besar, pohon yang akan dijadikan tempat tinggal keluarga Baron Ant tersebut bisa terhanyut.

Namun, keluarga Baron berkeras dan menganggap Pak Tafon terlalu khawatir. Mereka terus melanjutkan membangun rumah di pohon itu. Mereka juga menambah waktu kerja mereka untuk mengumpulkan makanan karena tidak lama musim hujan akan datang.

BEBERAPA hari berlalu dan hujan gerimis mulai turun. Para semut makin giat mengumpulkan makanan, baik keluarga besar Baron Ant maupun Tafon Ant sama rajinnya. Mereka lembur sampai larut malam mengumpulkan makanan. Semut dewasa di keluarga Baron Ant harus bekerja lebih keras dari semut dewasa di keluarga Tafon Ant karena mereka memiliki lebih banyak anak.

Setelah seminggu melewati hari-hari yang disertai beberapa kali hujan gerimis, turunlah hujan lebat sekali, halilintar mulai menggelegar.

Dari kejauhan Pak Tafon memandang pohon yang didiami keluarga Baron Ant. Ia melihat pohon tersebut mulai bergoyang-goyang. Pak Tafon ingin sekali mengajak mereka pindah ke tempat tinggalnya, tetapi sudah tidak mungkin karena jalan antara pohon yang ditempati keluarga Baron dan pohon yang ditempati keluarga Tafon Ant terdapat genangan air yang tidak mungkin dilewati seekor semut. Digendong oleh lalat hijau Maktis juga tidak mungkin karena hari hujan. 

"Mudah-mudahan mereka selamat,” kata Pak Tafon.

Keluarga Baron mulai tegang dan bertengkar saling menyalahkan karena pohon tempat mereka tinggal terus bergoyang. Semakin lama goyangannya semakin kencang sehingga mereka berpegangan erat-erat. Ibu-ibu semut mulai histeris karena harus memeluk anak-anak dengan erat.

PAK TAFON kembali melihat ke arah pohon tempat tinggal keluarga Baron Ant. Namun, kali ini kabut begitu tebal sehingga sulit sekali melihat apakah pohon tersebut masih ada. Hati Pak Tafon resah, namun tidak dapat berbuat apa-apa.

Keesokan harinya setelah hujan reda, Pak Tafon melihat ke arah pohon tempat tinggal keluarga Baron Ant. Namun, tidak terlihat batang pohon tersebut.

Setelah menoleh ke arah lain, Pak Tafon meneteskan air mata, pohon tempat tinggal keluarga besar Baron Ant tumbang dan terendam air.

Kisah ini mengajarkan bahwa perlu kebijaksanaan dan hikmat dalam memutuskan segala sesuatu sebelum akhirnya kita kelak menjadi kecewa pada hasilnya.
Sumber: Kumala Sukasari Budiyanto Penulis Cerita Anak, Tinggal di Jakarta
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit