Suatu ketika ada seorang mapan yang memang sudah sukses dalam hidupnya mengeluhkan sakit di punggungnya. Sakit itu sering kambuh dan sekalinya sakit bisa membuat dirinya tidak dapat melakukan apa-apa. Ketika berobat ke dokter, sang pria tersebut mendapat nasihat supaya harus beristirahat 2 hari untuk memulihkan punggungnya.
Saran dokter itu dituruti, ia mengambil cuti sehari untuk dapat beristirahat, tidur seharian tepat seperti yang dokter itu anjurkan. Dirasa masih sakit punggungnya, ia mengambil cuti lagi sehari karena dipikirnya toh masih sakit ini, biarlah beristirahat sejenak badannya. Dirasanya masih sakit, ia mengambil cuti lagi sehari hingga tidak terasa sudah seminggu penuh dia cuti dan tidur seharian.
Merasa nikmat untuk beristirahat daripada harus bekerja keras, akhirnya ia putuskan untuk keluar dari pekerjaannya dengan alasan sakit dipunggungnya itu.
Seminggu berlalu, sebulan berlalu, bahkan setahun berlalu, sang pria hanya mengeluhkan sakit di punggungnya sembari rebahan di tempat tidurnya. Tanpa ia sadari bahwa sebenarnya sakit punggungnya sudah hilang sejak ia beristirahat pada hari kedua.
Setelah setahun tiga bulan hanya rebahan di tempat tidur dan tidak melakukan apapun, tiba-tiba ia merasa sakit sekali, bukan hanya di punggungnya, tetapi di sekujur tubuhnya, dan saat ia mencoba menggerakan tangan dan kakinya, yang ada adalah sakit yang lebih lagi, saat mencoba untuk bangkit, yang ada adalah rasa sakit yang tidak kalah hebatnya. Frusatasi sembari menahan sakit, ia menelepon dokter yang dahulu pernah memberikan nasihat mengenai punggungnya.
Ketika dokter datang, dan tau bahwa sudah setahun tiga bulan si pria ini hanya tidur di tempat tidurnya saja kerjaannya, maka sembari menggelengkan kepala dan sedikit sedih ia berkata kepada pria ini, “ Pak, kan saya bilang hanya istirahat 2 hari saja, kenapa jadi setahun begini. Dan tahukah bapak bahwa tubuh bapak saat ini jauh lebih lemah daripada saat saya suruh bapak untuk beristirahat. Saat ini, dengan berat hati saya katakan bahwa bapak mengalami gejala KELUMPUHAN TOTAL…”
….
Guys, tahukan bahwa istirahat itu memang penting, tetapi istirahat yang berkepanjangan itu berbahaya, dapat melumpuhkan, dapat membuat mandul, dapat membuat malas, dan dapat menghilangkan potensi diri kita. Bukan saja mengenai badan yang capek lho, tetapi tanpa kita sadari, kita juga sering merasa lelah dengan semua yang Tuhan anugrahkan kepada kita, contohnya talenta. Seringnya dan padatnya pelayanan membuat kita mengeluhkan kepada Tuhan bahwa kita lelah, butuh istirahat sesekali, butuh waktu luang terbebas dari pelayanan, butuh waktu sendiri, dan butuh bla..bla..bla.. lainnya.
Sehari istirahat, dua hari istirahat, tanpa kita sadari akhirnya kita “resign” dari pelayanan kita, dan memilih melayani nafsu dan egoisme kita sendiri. Kita berhenti menjadi WL untuk Tuhan, berhenti bermain musik di greja, berhenti menulis hal-hal yang memberkati, berhenti datang ke rumah Tuhan, berhenti bersaat teduh, berhenti berdoa, dan hanya sibuk mengejar apa yang menjadi daya tarik dunia. Well, isitrahat nampanknya di salahartikan.
Semua orang pasti punya alasan untuk beristirahat dari apapun, tetapi jarang sekali orang yang mau kembali dari “istirahatnya” itu untuk kembali beraktifitas, kembali menjadi berkat dan kembali melayani. Why? karena istirahat itu nyaman guys, karena istirahat itu nggak perlu melakukan apapun, karena istirahat itu ueeenakk tenan…
But excessive rest is dangereous, why ?? Karena saat kita terlena dengan istirahat kita yang berlebihan bisa-bisa kita menjadi LUMPUH….. Lumpuh badan kita, lumpuh semangat kita, lumpuh potensi kita, Lumpuh jiwa kita, Lumpuh talenta kita, Lumpuh hati kita, dan bahkan lumpuh rohani kita.
Kalo sudah LUMPUH semuanya, berbahaya… karena kita hanya akan meratapi kelumpuhan kita dan berharap untuk cepat-cepat Rest in peace…. Ngeri sobb…
Jadi sebelum kelumpuhan total menghinggapi kita, yuk kita bangunkan diri kita dari istirahat yang merusak, bangunkan jiwa kita, bangunkan semangat untuk pulih dari dalam diri kita, kembali latih dan lakukan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita, kembali aktif ke dalam pelayanan dan persekutuan, dan minta Tuhan untuk membangkitkan kerohanian kita yang sudah keburu loyo.
Nggak ada salahnya di awal tahun 2012 ini kita jadikan sebagai titik awal dari semangat yang baru untuk tidak lagi “membenarkan” istirahat yang berkepanjangan apalagi istirahat untuk ikut Tuhan.
Mari bangkit dan kembali bersinar, menyinari hati-hati yang hampir lumpuh karena kegelapan…
NB: penulis juga sedang berusaha bangkit dari “istirahat yang berkepanjangan” loh.. hehehe…
Ditulis Oleh KSW_FOS Community