Sebuah sekolah alkitab yang dibangun dari dompet amal Samaritan Purse dibom di Sudan, Jumat (3/2).
Delapan bom dijatuhkan pada Heiban Bible College di negara bagian Kordofan Selatan di dekat perbatasan Sudan Selatan.
Dua gedung sekolah hancur dalam serangan itu. Kelompok ini menyebutnya sebuah keajaiban karena tidak ada korban yang mengalami luka-luka.
Presiden Samaritan Purse, Franklin Graham mengatakan pemerintah Islam Sudan terlibat dalam kampanye pembersihan etnis. Ia mendesak zona larangan terbang di daerah tersebut.
"Mereka menargetkan daerah-daerah sipil, bukan hanya sekolah Alkitab kami. Tetapi mereka pergi ke rumah sakit, ke pusat-pusat distribusi makanan. Dimana warga sipil berkumpul, mereka melakukan serangan," kata Graham kepada CBN News.
"Mereka ingin menempatkan panik ke dalam hati penduduk sipil agar mereka melarikan diri," lanjutnya. "Ini pembersihan etnis, itulah yang orang-orang Serbia lakukan, kami melihat di Bosnia dan mereka melakukannya di sini."
Gedung Putih merilis pernyataan yang menyerukan serangan "tidak berdasar dan tidak dapat diterima."
Sudan telah melakukan beberapa serangan di Kordofan Selatan. Kekerasan telah memaksa puluhan ribu orang meninggalkan daerah tersebut.
Menurut Samaritan Purse, setidaknya empat gereja sudah dimusnahkan dalam enam bulan terakhir.
Sudah rahasia umum bahwa umat Kristiani yang berada di daerah rawan konflik kerap mendapatkan serangan dari kelompok-kelompok yang membenci mereka. Berharap hal ini tidak mengendorkan iman mereka, tetapi menjadikan mereka justru kuat di dalam Tuhan.
Sumber : cbn.com