Kebiasaan buruk yang sering dilakukan manusia seperti minum kopi, makan cokelat yang identik dengan merusak kesehatan ternyata diklaim menjadi sahabat bagi tubuh.
Hal ini disampaikan berdasarkan sejumlah penelitian beberapa jenis kebiasaan buruk berikut, yang memiliki kemampuan dalam mengatasi penyakit dan berkontribusi terhadap kesehatan tubuh.
Stres
Jika berlebihan dan berlangsung dalam jangka waktu lama, stres bisa berdampak buruk pada kesehatan, seperti berisiko menyebabkan penyakit diabetes dan jantung. Namun stres juga bisa berdampak baik. Peneliti dari Ohio State University menemukan bahwa serangan singkat stres dapat meningkatkan sistem imun dengan merangsang sel darah putih.
“Peningkatan aktivitas leukosit dapat meningkatkan kemampuan sistem imun untuk melindungi tubuh selama proses operasi, vaksinasi dan selama terjadi infeksi,” ujar Firdaus Dhabhar, pemimpin penelitian.
Bergosip
Ini merupakan sifat alami dari manusia. Bergosip merupakan bagian dari tatanan sosial dan bagian pembelajaran sosial. Menurut tim ilmuwan dari University of Michigan, perempuan yang menikmati obrolannya dengan sesama teman perempuannya akan merasa bahagia dan lebih sehat.
Bergosip dapat mengurangi tingkat stres dan rasa cemas berlebih serta mampu meningkatkan hormon progesterone yang dihasilkan tubuh, yang berperan penting bagi seseorang dalam melakukan interaksi sosial.
Terkena sinar matahari
Jika berlebihan, sinar matahari memang dapat menyebabkan melanoma dan jenis kanker kulit lainnya yang serius. Namun di balik dampak tersebut, mendapatkan sinar UVB setiap hari juga dapat memberi manfaat yang menyehatkan. Dermatolog mengatakan berada di bawah paparan sinar matahari - tanpa tabir surya selama 10 sampai 15 menit dapat menghasilkan vitamin D, yang dibutuhkan tubuh.
Vitamin D telah lama diketahui dapat membantu tubuh menyerap kalsium, mempertahankan tulang yang kuat dan juga menangkal osteoporosis serta tekanan darah tinggi. Jika Anda memiliki kulit yang pucat dan membutuhkan SPF 50, Anda bisa mendapatkan sumber vitamin D dari makanan yang Anda makan, seperti telur, ikan dan susu.
Makan cokelat
Hasil studi dari German Institute of Human Nutrition yang telah dipublikasikan pada Maret 2010 dalam European Heart Jurnal, menyebutkan mereka yang mengonsumsi 1 kotak coklat per hari (sekitar 0.21 ons) berdampak pada penurunan tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke hingga 39 persen. Ini berbanding dengan mereka yang hanya mengonsumsi coklat sekitar 0.05 ons perhari.
Dark chocolate atau cokelat hitam, diklaim memiliki banyak kandungan flavonoid, yaitu suatu antioksidan yang dapat berfungsi melindungi Anda dari bahaya penyakit jantung.
Namun ini bukan berarti Anda harus menggantikan makanan padat energi dengan asupan cokelat.
Minum anggur merah
Seorang peneliti dari University of Missoury, Dr. Berit Brogaard menyebutkan mengonsumsi minuman red wine secara moderat terbukti dapat menurunkan risiko serangan jantung.
Anggur merah diyakini dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan mencegah pembekuan darah serta pembuluh darah yang disebabkan oleh kolesterol jahat (LDL).
Mengonsumsi secara moderat, menurut Mayo Clinic, adalah satu gelas sehari bagi perempuan dan dua gelas untuk kaum laki-laki. Bagi Anda yang tidak menyukai anggur merah bisa menggantikannya dengan jus anggur, karena kandungan resveratrol yang terdapat dalam wine, juga ditemukan dalam jus anggur.
Minum kopi
Journal of American Medical Association menyebutkan bahwa kopi telah lama diklaim dapat mengurangi peluang munculnya penyakit parkinson, setidaknya pada kaum laki-laki.
Sementara dalam The National Institute of Health terungkap adanya hubungan positif antara mengonsumsi kopi dengan penurunan risiko diabetes type 2.
Namun peringatan bagi perempuan postmenopause yang tengah menjalani terapi pergantian hormon. Mengonsumsi lima cangkir atau lebih kopi dalam sehari justru dapat meningkatkan risiko penyakit parkinson. Setidaknya inilah yang diklaim oleh National Institute of Neurogical Disorders.
(inilah)