Ternyata rakyat di negeri ini masih banyak yang peka dengan suara hati nuraninya, hal ini dibuktikan oleh Mustari, warga Pampang Makassar, yang pekerjaannya hanya seorang sopir angkutan umum.
Saat aksi unjuk rasa beberapa hari lalu, mahasiswa berpenutup muka mengambil dua tabung 3 kg dari sebuah truk dan menaruhnya di angkot yang ia kemudikan. Ia membawanya pulang, namun hatinya terus gelisah dan istrinya terus was-was.
“Saya takut ditangkap pak. Apalagi, istri saya terus was-was,'' demikian ungkap Mustari, Minggu (25/3).
Akhirnya Mustari membawa dua tabung gas tersebut ke Markas Komando Rayon Militer (Koramil) terdekat dan kemudian ia ditemani anggota TNI ke kantor polisi untuk menyerahkan tabung gas tersebut. Kini tabung gas jarahan tersebut telah di tangan polisi dan akan dikembalikan ke PT Pertamina.
Kesulitan boleh menghimpit, seperti Masturi yang hanya sopir angkot mungkin keuangannya tidak begitu baik, terlebih BBM akan naik. Namun hal itu janganlah melunturkan integritas dalam kehidupan rakyat Indonesia. Angkat jempol untuk Masturi, semoga hal ini dapat menginspirasi Indonesia untuk bangkit dan bersatu. membangun negeri ini.
(Kompas)
