Minggu Palem Itu Ibarat Madu dan Racun

Pada Minggu (1/4), seluruh umat Katolik di dunia merayakan Minggu Palem (Minggu Palma). Sebagai bagian dari komunitas besar tersebut, umat Katolik di Indonesia pun ikut melaksanakannya kemarin.

Gereja St Yosef Pekerja Penfui di Kupang, Nusa Tenggara Timur memperingati hari suci ini dengan khidmat. Romo Videntus Atawolo Pr yang menjadi pengkhotbah pagi itu mengatakan bahwa perayaan Minggu Palem (Minggu Palma) di lingkungan Gereja Katolik ibarat madu dan dan racun dalam kehidupan.

Videntus menjelaskan, Perayaan Minggu Palma dimaksudkan untuk mengenang kisah masuknya Yesus ke Kota Yerusalem. Saat itu, Yesus disambut dengan penuh kegembiraan karena memberi pengharapan bagi penduduk akan datangnya Sang Mesias.

Masyarakat menyambut Yesus bak seorang pemimpin besar, Raja yang telah lama dinantikan. Daun-daun palma dilambaikan penduduk kota di sepanjang jalan yang dilalui Yesus. Warga Yerusalem pun berteriak teriak "Hosana Putra Daud!"

Kisah itu semua adalah madu, simbol kegembiraan, rahmat dan rezeki dalam kehidupan. Namun hanya dalam sekejap, sikap warga Yerusalem berubah total. Mereka menghujat hingga menyalib Yesus lima hari kemudian.

Kisah sengsara Yesus Kristus itu adalah racun, menyimbolkan kesengsaraan, sumber konflik, dan potensi negatif lainnya. Kata Videntus, madu dan racun adalah bagian tidak terpisahkan dari kehidupan setiap umat manusia.

Melalui perayaan Minggu Palem, Yesus sesungguhnya meninggalkan pesan, potensi racun dalam kehidupan dapat ditekan atau diatasi dengan sikap taat secara total kepada Tuhan. "Hanya ketaatan total kepada Tuhan yang dapat menghalau atau mengatasi racun kehidupan itu," papar Romo Videntus Atawolo.

(kompas)
←   →

VISIT NOW

111

Visitor

Flag Counter
 

Copyright © 2009 by Cerita Langit