Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melakukan silaturahmi dengan Persatuan Tionghoa Indonesia Raya (PETIR) di kawasan Kota, Jakarta, Rabu, 11 April 2012.
Dalam acara tersebut, pasangan bakal calon gubernur DKI Jokowi ini mengimbau warga keturunan Tionghoa yang hadir untuk tak mudah percaya pada ocehan para calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
"Jangan percaya sama cagub dan cawagub, kami orang politik terlatih untuk bisa bicara di depan orang banyak. Anda tanya apapun kami bisa jawab yang bagus-bagus. Anda senyum saya juga bisa senyum. Yang perlu Anda lakukan adalah melihat rekam jejak kami," kata Ahok.
Ahok pun meminta kepada masyarakat Tionghoa untuk memilih calon pemimpinnya secara cerdas. Dia mengaku tak ingin dipilih hanya karena hari ini mereka disediakan makan dan minum, lalu tak enak hati bila tak memilihnya.
"Kalau cuma karena sepiring nasi sama air, Anda langsung pilih Jokowi-Ahok, Anda termasuk orang yang tidak cerdas. Tak bisa dibandingkan antara sepiring nasi dengan penderitaan Anda selama lima tahun ke depan," ujarnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan dirinya sangat legowo apabila masyarakat tak memilihnya karena menemukan sosok yang lebih baik dari Jokowi-Ahok.
"Kalau ada yang lebih bersih, lebih baik dari kami, jangan pilih kami. Karena Anda akan rugi lima tahun bahkan seumur hidup. Tapi kalau Anda lihat tak ada yang lebih baik dari kami, kalau tidak pilih kami, ya kebangetan," selorohnya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Jakarta, M. Taufik, menilai pasangan Jokowi-Ahok yang diusung PDI Perjuangan dan Gerindra ini mampu melakukan perubahan untuk Jakarta.
"Jokowi-Ahok, melakukan perubahan tanpa menyakiti masyarakat, mengedepankan dialog, tanpa membedakan asal usul. Rekam jejak Ahok, level pemimpin yang jujur, berani dan banyak memiliki inovasi untuk memajukan daerah," tuturnya.
Menurut Taufik, problematika Belitung, Solo dan Jakarta kurang lebih sama. "Gerindra punya wawasan nasionalis, meski ada kader-kadernya yang lain, setelah ditimbang-timbang ada yang dianggap lebih mampu menjadi pemimpin Jakarta dengan masalahnya yang kompleks, yakni Jokowi dan Ahok," ujarnya.
(Viva)