Distrik budaya De Pijp di Amsterdam menjadi saksi dimana sekitar 200 warga Kristen, Yahudi, Muslim dan komunitas Humanis melakukan aksi kebersamaan dengan bergandengan tangan. Mereka membuat pola rantai manusia, dan barisan mereka tersebut menghubungkan tiga rumah ibadah besar di sana gereja, sinagoga dan mesjid.
Dirilis radio netherlands Minggu (13/3), aksi spontanitas ini dilakukan untuk menunjukan kekhawatiran mereka atas makin berkurangnya toleransi di antara para penganut agama, khususnya di dalam lingkungan masyarakat dan politik. Kurangnya toleransi ini sendiri dinilai karena belum kuatnya fondasi toleransi dan multikulturalisme dalam masyarakat kincir angin tersebut.
Salah seorang pejabat pemerintah kota yaitu wakil pemerintah kota Amsterdam yang hadir ibu André van Es menyatakan bahwa Amsterdam tidak akan menerima sikap anti toleransi. Dilanjutkannya bahwa Amsterdam akan berusaha membasmi benih benih diskriminasi. Dan untuk itu, diperlukan kerja sama semua pihak untuk merealisasikan keinginan mulia ini demai keamanan dan kenyamanan bersama.
Amsterdam sendiri adalah ibukota Kerajaan Belanda yang memiliki penduduk sebanyak 742.951 jiwa dengan wilayah sebesar 219,07 km persegi. Kota ini secara administratif dibagi menjadi 15 bagian sebuah tembok pertahanan yang merupakan warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1996. De Pijp, atau The Pipe sendiri adalah kawasan tempat berkumpulnya warga multikultural. Kawasan ini tumbuh di akhir abad 19 di mana populasi di Amsterdam berkembang sangat cepat.
Source : Radio Nederland/DPT